nasional

Menguat Potensi Perpecahan dan Konflik dalam Pemilu, Pemerhati Politik Ingatkan Keutuhan Bangsa

Senin, 29 Januari 2024 | 11:30 WIB
Bagas Puji Laksono.


KRjogja.com - YOGYA - Jelang hari H pencoblosan Pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang, gejala fragmentasi masyarakat karena perbedaan dukungan paslon Capres/Cawapres semakin menguat. Saling serang opini juga terjadi di media sosial yang menjadi potensi perpecahan dan mengarah konflik sesama anak bangsa.

"Tentu saja keutuhan bangsa dan negara jauh lebih penting dibandingkan ego kepentingan untuk memperoleh kekuasaan. Pemilu damai, Kamtibmas kondusif tidak ada konflik serius di akar rumput, harus diwujudkan," tegas pemerhati politik yang juga akademisi, Dosen FT UGM Bagas Puji Laksono kepada KRJogja.com, Minggu (28/1/2024).

Menurutnya semua pihak bisa melakukan itu bukan hanya para elit politik tapi juga budayawan, seniman, dan akademisi. "Semua harus bersatu padu dengan sebuah kesadaran bahwa Pilpres (Pemilihan Presiden) dan Pileg (Pemilihan Legislatif) hanya sarana untuk melanjutkan kepemimpinan nasional," tegasnya.

Baca Juga: TITD Liong Hok Bio Bagikan 800 Paket Sembako ke Masyarakat

Yang paling utama lanjutnya adalah keutuhan bangsa dan negara. "Ketertiban di masyarakat, kenyamanan semua warga dalam menyelenggarakan Pileg yang Pilpres. Tidak ada alasan untuk pecah sesama anak bangsa hanya gara-gara Pileg dan Pilpres," tegasnya.

Bagas mengingatkan pada semua elemen bangsa untuk mengendalikan diri bahwa utamanya dari semua proses ini adalah untuk keutuhan bangsa dan negara. "Sekali lagi saya ingatkan pada semuanya saja termasuk elit politik di Jakarta untuk sadar bahwa Pileg dan Pilpres itu tidak ada istimewanya karena hanya meneruskan kepemimpinan nasional," tegasnya.

Pileg dan Pilpres adalah proses demokrasi yang natural dan harus terus terjadi. "Jangan muncul hal-hal yang kontraproduktif termasuk pemakzulan presiden, ini sangat kontraproduktif bagi keutuhan bangsa dan negara, bisa-bisa mengganggu jalannya Pileg dan Pilpres, biarkan Presiden Jokowi selesai di akhir masa jabatannya kemudian berganti secara alamiah dari pemenang Pilpres 2024," ungkapnya.

Baca Juga: Kebudayaan Jadi Semangat Wong Cilik Lakukan Perlawanan

"Ketertiban di masyarakat, berlangsungnya proses ekonomi yang wajar tanpa halangan, lanjutnya adalah hal lebih utama dibandingkan hiruk-pikuk Pilpres dan Pileg dalam sudut tertentu bisa sangat kontraproduktif," pungkasnya. (Vin)

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB