"Sarana penunjang harus disiapkan. Misalnya, ada cold storage bagi pedagang ikan agar ikannya segar terus. Ini satu contoh yang perlu dikelola koperasi," kata Menteri Teten.
Di samping itu, MenkopUKM juga mengakui bahwa meski sudah bagus, namun sarana dan prasarana pasar belum maksimal.
"Selanjutnya bisa diteruskan dari dana APBD. Revitalisasi pasar dari kami ini semacam trigger," kata Menteri Teten.
Dalam kesempatan yang sama, Penjabat Bupati Biak Numfor Sofia Bonsapia mengapresiasi adanya program revitalisasi pasar dari KemenkopUKM di wilayahnya.
Baca Juga: Dosen, Mahasiswa UMP dan Siswa SD Demo Dukung Palestina
"Tugas kami memelihara, menjaga, dan meningkatkan manfaatnya bagi masyarakat," kata Pj Bupati Biak.
Sofia juga menyampaikan bahwa kota Biak merupakan kota teraman dan terbersih se-Papua.
"Untuk berwisata, kami juga memiki banyak destinasi yang bagus dan indah," kata Sofia.
Koperasi Pasar
Sementara itu, Ketua Koperasi Rum Kadaum Andey (Biak) Mama Marice Rumpaisun menjelaskan, Pemkab Biak Numfor memberikan kesempatan koperasi yang sudah berdiri sejak 2020 untuk menjadi pengelola pasar kuliner ini.
Baca Juga: Sinergi Karya Usaha Unggul, Mitra Binaan Pertamina Patra Niaga JBT Raup Omzet Puluhan Juta
"Luas areal pasar rakyat Fandoi sebesar 1.000 meter persegi, terdiri dari enam ruko, dua los besar, dan jumlah petak 48 unit," kata Mama Rumpaisun.
Dia menambahkan, para pedagang di Pasar Rakyat Biak terbagi menjadi dua, yakni pedagang produk mentah (sayur-sayuran dan kebutuhan sehari-hari) dan produk olahan seperti abon ikan tuna, aneka cemilan (kripik), sambal khas Biak, dan sebagainya.
"Saat ini, tercatat ada 54 anggota koperasi dari kalangan Mama-Mama orang asli Papua yang berdagang produk asli dan khas Papua, khususnya Biak," ucap Mama Rumpaisun.
Mama Rumpaisun berharap wadah koperasi Rum Kadaum Andey ini bisa meningkatkan kesejahteraan anggotanya melalui usaha pengelolaan pasar.