nasional

Kolaborasi Multisektor Dukung Pengembangan Anak Usia Dini Berkualitas di Indonesia

Sabtu, 23 November 2024 | 20:29 WIB
Dari kiri ke kanan: Fasli Jalal (Rektor Universitas YARSI, Chair ECED Council Indonesia), Maria Endang Sumiwi (Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, KemenKes), Arifatul Choiri Fauzi (Menteri Pemberd

KRjogja.com, JAKARTA – Pengembangan dan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan meski menjadi fondasi penting dalam membangun generasi emas bangsa. Untuk memperkuat komitmen terhadap pengembangan PAUD Holistik Integratif (PAUD HI), Tanoto Foundation bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas), dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyelenggarakan International Symposium on Early Childhood Education and Development 2024.

Simposium yang berlangsung pada 20 November 2024 di Jakarta ini mengangkat tema “Nurturing Care for Early Childhood Development”. Kerangka NCF, yang juga dikenal sebagai PAUD HI di Indonesia, digunakan sebagai pedoman untuk memastikan pengembangan anak usia dini secara menyeluruh.

Kerangka ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada target peningkatan gizi, akses pendidikan prasekolah berkualitas, serta pencegahan kekerasan dan pengabaian terhadap anak.

Menteri PPPA Arifah Fauzi membuka acara tersebut dengan menyampaikan harapannya agar simposium ini memperkuat sinergi berbagai pihak dalam mendukung PAUD HI.

"Simposium ini menjadi momen penting dalam menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) PAUD HI 2025-2029 yang lebih baik. Kami mengapresiasi inisiatif Tanoto Foundation dalam mendukung pengembangan anak usia dini yang berkualitas,” ujar Arifah.

Menurut Woro Srihastuti, Deputi Kemenko PMK, PAUD HI membutuhkan instrumen pengukuran baru untuk melengkapi Early Childhood Development Index (ECDI) yang selama ini digunakan. “Mekanisme implementasi RAN PAUD HI 2025-2029 sedang disiapkan, dengan fokus pada penguatan instrumen pengukuran untuk tiap komponen,” jelas Woro.

Sementara itu, Inge Kusuma, Country Head Tanoto Foundation, menekankan pentingnya intervensi dini pada periode emas anak. “80% perkembangan otak terjadi dalam tiga tahun pertama. Jika periode ini terlewatkan, dampaknya akan sangat signifikan bagi masa depan anak,” kata Inge.

Simposium ini melibatkan berbagai pihak, termasuk UNICEF, WHO, The World Bank, ARNEC, SEAMEO CECCEP, dan akademisi nasional. Melalui diskusi dan pertukaran pengetahuan, acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya PAUD HI di berbagai sektor dan mendorong implementasi program yang lebih baik.

“NCF memberikan panduan jelas untuk memastikan pertumbuhan optimal anak usia dini. Tantangan terbesar adalah memastikan implementasinya di lapangan dengan komitmen kuat dari semua pihak,” tambah Inge.

Simposium ini juga menjadi wadah berbagi praktik baik yang diharapkan dapat mempercepat pencapaian target nasional dalam pengembangan anak usia dini.

PAUD HI yang berkualitas menjadi kunci untuk memutus mata rantai kemiskinan, meningkatkan produktivitas ekonomi, dan menciptakan generasi unggul yang mampu bersaing di tingkat global. Dengan dukungan pemerintah, masyarakat, dan lembaga internasional, pengembangan anak usia dini dapat menjadi prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional.

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB