nasional

Prabowo Subianto Bertekad Jadikan Indonesia Dermawan dan Tangguh Hadapi Bencana

Selasa, 24 Desember 2024 | 11:04 WIB
Prabowo Subianto (Foto IG Prabowo Subianto)

Krjogja.com - JAKARTA - Dalam upaya menghadapi tantangan bencana alam yang terus melanda, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk membangun Indonesia yang lebih tangguh melalui solidaritas dan kesiapsiagaan nasional. Dukungan penuh terhadap penanganan bencana menjadi bagian dari visi Indonesia Maju yang dicanangkan oleh Presiden.

Indonesia kembali diakui sebagai negara paling dermawan di dunia oleh Charities Aid Foundation (CAF) dalam laporan World Giving Index 2024. Sebanyak 90 persen masyarakat Indonesia tercatat aktif membantu sesama, menyumbangkan uang, hingga memberikan waktu untuk kegiatan sosial. Pengakuan ini menjadi modal sosial yang kuat dalam menghadapi serangkaian bencana yang melanda tanah air.

“Untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut, Indonesia memimpin sebagai negara paling dermawan sejak 2017,” ujar Adita Irawati, Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden.

Baca Juga: Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2017: Pembentukan Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Borobudur

Namun, di balik pengakuan ini, Indonesia menghadapi tantangan besar. Dalam kurun waktu 1 November hingga 13 Desember 2024, lebih dari 50 wilayah mengalami bencana seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan erupsi gunung berapi. Bencana besar seperti banjir bandang di Sukabumi dan Cianjur serta erupsi Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur menjadi pengingat akan pentingnya kesiapan nasional.

Respons Cepat Pemerintah
Presiden Prabowo mengapresiasi langkah cepat pemerintah dan berbagai pihak dalam menangani bencana. Melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, serta pemerintah daerah, bantuan logistik dan psikososial segera disalurkan kepada masyarakat terdampak.

“Negara harus hadir dan sigap dalam merespons bencana,” tegas Adita. Ia menambahkan bahwa koordinasi yang solid antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat telah membuahkan hasil yang signifikan dalam waktu singkat.

Selain itu, prediksi cuaca ekstrem akibat fenomena La Niña lemah yang diperkirakan berlangsung hingga April 2025 menjadi perhatian utama pemerintah. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan curah hujan akan meningkat hingga 20 persen, yang berpotensi memicu bencana baru.

Presiden Prabowo menegaskan tiga pilar utama dalam penanganan bencana: respons cepat, pembangunan infrastruktur tahan bencana, dan penguatan solidaritas masyarakat.

Basarnas dan Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai garda terdepan penanganan bencana mendapat apresiasi atas kesiapsiagaannya. Koordinasi cepat antara pemerintah dan masyarakat dinilai sangat efektif.

Infrastruktur Tahan Bencana
Pembangunan infrastruktur yang tangguh menjadi prioritas untuk meminimalkan dampak bencana. Teknologi seperti sistem peringatan dini, peta bencana digital dari BNPB, hingga modifikasi cuaca oleh BMKG terus dioptimalkan.

Solidaritas dan Gotong Royong
Dalam situasi bencana, semangat gotong royong menjadi kunci pemulihan. Aksi masyarakat dalam membersihkan puing-puing, menyediakan tempat penampungan, serta mendistribusikan bantuan menunjukkan kekuatan solidaritas bangsa.

Baca Juga: PPPA Raudhatul Jannah: Satu Dekade Menebar Cahaya Qur’an dan Hijaukan Bumi

Prabowo Subianto meyakini bahwa visi Indonesia Maju hanya dapat terwujud dengan masyarakat yang siap siaga, tangguh, dan saling mendukung. Teknologi dan inovasi harus selaras dengan semangat gotong royong.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB