nasional

PNM Cetak Sejarah, Luncurkan Orange Bond Pertama di Indonesia untuk Kesetaraan Gender

Senin, 7 Juli 2025 | 14:30 WIB
PNM resmi menjadi pionir peluncuran Orange Bond pertama di Indonesia (Istimewa)

Krjogja.com - JAKARTA - Indonesia baru saja mencetak tonggak penting dalam sejarah pembiayaan inklusif. Di tengah semangat mengejar target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam aspek kesetaraan gender.

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) resmi menjadi pionir peluncuran Orange Bond pertama di Indonesia. Langkah ini menandai babak baru pembiayaan berkelanjutan yang inklusif dan sensitif terhadap isu gender.

Baca Juga: Hujan Deras Akibatkan Longsor di Lereng Gunung Prahu

Peluncuran ini bukan sekadar penerbitan surat utang. Ini adalah pernyataan bahwa investasi masa depan tak hanya soal profit, tetapi juga tentang dampak sosial yang nyata. Orange Bond, instrumen investasi inovatif yang diperkenalkan Pemerintah Indonesia bersama Impact Investment Exchange (IIX) pada 2024, dirancang khusus untuk menjembatani kebutuhan pendanaan SDGs yang masih defisit hingga Rp24.000 triliun.

“Orange bond diharapkan jadi game changer. Ini bukan hanya soal keuangan, tapi tentang bagaimana kita bisa menciptakan perubahan struktural demi kesetaraan dan keberlanjutan,” ujar Yanuar Nugroho, Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs, dalam media briefing tahun lalu.

Berbeda dari green bond atau social bond yang sudah lebih dulu dikenal, orange bond hadir dengan misi ganda: mendorong proyek-proyek berkelanjutan sekaligus memperluas akses ekonomi bagi perempuan dan kelompok rentan.

Baca Juga: Brajamusti-Maident Teken Kesepakatan, Dukung PSIM dengan Cara Lebih Baik di Liga 1, Komitmen Jaga Perdamaian Antar Suporter

Dengan begitu, keuangan bukan hanya urusan elite, tapi menjadi sarana pemberdayaan bagi yang selama ini terpinggirkan.

Angela Ng, Chief Operating Officer IIX, menegaskan pentingnya peran negara dalam adopsi skema ini. “Pemerintah tak hanya mendukung, tapi jadi enabler. Orange bond bukan saingan green bond, tapi pelengkap yang memperluas spektrum investasi berdampak,” jelasnya.

Ia bahkan menyebut potensi besar: hingga USD 10 miliar atau sekitar Rp160 triliun dapat dimobilisasi lewat instrumen ini, dengan target ambisius: memberdayakan 100 juta perempuan dan minoritas gender pada 2030.

Kini, mimpi itu mulai menjelma nyata. PNM, sebagai lembaga keuangan negara yang fokus pada pembiayaan ultra mikro dan pemberdayaan perempuan, mengambil tongkat estafet untuk membuka jalan.

Peluncuran Orange Bond oleh PNM menandai transformasi konkret dalam wajah investasi nasional — dari yang konvensional menuju yang transformatif.

Langkah ini sekaligus membuka pintu bagi sektor swasta untuk ikut berkontribusi. “Kami ingin sektor privat ikut serta. Tapi ini harus kolektif, bukan paksaan. Kami percaya, saat semua pihak siap, mobilisasi pendanaan inklusif ini akan jadi arus utama,” tutur Yanuar.

Dengan dimulainya perjalanan Orange Bond di Indonesia, dunia menyaksikan bagaimana investasi bisa jadi alat perjuangan. Bukan hanya untuk membangun ekonomi, tetapi juga untuk menegakkan keadilan dan kesetaraan. Dan di garis depan perjuangan ini, PNM telah menorehkan namanya. (*)

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB