nasional

Pangeran Diponegoro Memiliki Integritas Tinggi dan Tidak Kenal Kompromi

Sabtu, 26 Juli 2025 | 12:18 WIB
Peter Carey dalam sesi gelar wicara dengan tajuk Demi Martabat Bangsa “Refleksi Peristiwa Perang Jawa bagi Indonesia Maju”, di Jakarta, Jumat (25/7). (istimewa)


KRJOJA. Com- JAKARTA - Sejarawan asal Inggris, Peter Carey, menjelaskan Pangeran Diponegoro merupakan seorang bangsawan yang mau bahu membahu bersama rakyatnya dan mendengarkan suara rakyat kecil.

“Pangeran Diponegoro merupakan seorang bangsawan yang mau bahu membahu bersama rakyatnya dan mendengarkan suara rakyat kecil.

Selain itu, Diponegoro, memiliki integritas tinggi dan tidak kenal kompromi, serta memahami bahwa memegang tanggung jawab politik bukan kesempatan tapi amanah dan keprihatinan.

“On the rise and fall of a country, everyone has a responsibility, self, and family may be sacrificed but between right and wrong there can be no compromise. Hal tersebut yang dijiwai oleh seorang Diponegoro, integritas yang tinggi dan tidak kenal kompromi,” kata Peter Carey dalam sesi gelar wicara dengan tajuk Demi Martabat Bangsa “Refleksi Peristiwa Perang Jawa bagi Indonesia Maju”, di Jakarta, Jumat (25/7).

Baca Juga: Kalurahan Jadi Garda Terdepan Ketahanan Pangan Sleman, Pemkab Dorong Petani Milenial hingga Beasiswa S1 Warga Kurang Mampu

Sementara itu, generasi ketujuh dari Pangeran Diponegoro, Roni Sadewo, menegaskan bahwa perjuangan Diponegoro bukan semata-mata perang militer. Tetapi, perjuangan tersebut merupakan bentuk perlawanan demi mempertahankan martabat bangsa.

"Perang bukanlah hal yang disukai oleh Pangeran Diponegoro. Dalam babad yang ditulis di masa pengasingan, sangat jelas bahwa beliau ingin menjaga martabat dan menjalankan perintah agama dengan benar," jelasnya.

Menurutnya, warisan terbesar dari Diponegoro bukan hanya jejak perangnya, melainkan nilai-nilai kejujuran, keberanian, ketegasan, dan kebijaksanaan yang diajarkan lewat tulisan dan keteladanan hidupnya.

Peneliti manuskrip Islam Nusantara, Ahmad Ginanjar Sya’ban, membenarkan hal ini. Ia menguraikan, sisi terpenting dalam kehidupan Pangeran Diponegoro yang banyak mempengaruhi karakter dan jati diri Sang Pangeran, tetapi pada masa sekarang kerap kali terlupakan adalah sisi keulamaan dan kesantrian.

“Salah satu literatur yang menjadi bacaan favorit Sang Pangeran dan membentuk karakter beliau itu satu buah karya yang berjudul al-Tuhfah al-Mursalah karya sufi agung dari Gujarat, Al-Burhanpuri dan isi ajarannya adalah mengenai Martabat Tujuh,” jelasnya.

Sementara Dosen Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta, Eka Ningtyas, dalam paparannya mengatakan ketokohan Diponegoro telah mengalami transformasi dari simbol perlawanan lokal Jawa menjadi tokoh nasional yang relevan hingga saat ini. Ia menyebutkan bahwa semangat Diponegoro kini telah menjadi warisan seluruh bangsa Indonesia.

“Spirit perjuangan Diponegoro bukan sekadar warisan bagi orang Jawa, tapi bekal kepemimpinan bangsa Indonesia hari ini agar menjadi bangsa yang kuat,” terangnya.

Dalam kegiatan gelar wicara, diumumkan juga Pemenang Lomba Poster Digital 200 Tahun Perang Jawa dan Pemenang Lomba Esai 200 Tahun Perang Jawa yang diselenggarakan Perpusnas. (Lmg)

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB