Krjogja.com - JAKARTA – Setelah kursi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) kosong selama sepekan, Presiden Prabowo Subianto akhirnya menunjuk Erick Thohir sebagai Menpora baru.
Pelantikan berlangsung di Istana Negara, Rabu (17/9/2025) siang, bersamaan dengan sejumlah menteri baru lainnya. Erick menggantikan Dito Ariotedjo yang sebelumnya mengakhiri masa jabatannya.
Nama Erick langsung jadi sorotan publik. Bukan hanya karena rekam jejaknya yang panjang di dunia olahraga, tetapi juga karena ia saat ini masih menjabat sebagai Ketua Umum PSSI (2023–2027). Pertanyaan pun muncul: mengapa Erick yang notabene sudah mengurus sepak bola nasional justru dipilih untuk menduduki kursi Menpora?
Baca Juga: Sultan Pastikan Piyungan Tetap Dibuka Sampai Akhir Tahun Bantu Persoalan Sampah Kota Yogya
Sebelum pelantikan Erick, publik ramai membicarakan siapa sosok yang akan mengisi jabatan strategis tersebut. Beberapa nama sempat disebut-sebut, mulai dari Ratu Tisha Destria (Waketum PSSI), Raffi Ahmad (Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni), hingga politisi muda Putri Komarudin. Namun, Presiden Prabowo akhirnya menjatuhkan pilihan pada Erick, figur yang dinilai sudah teruji di bidang manajemen olahraga.
Status Ganda: Menpora dan Ketum PSSI
Erick mengaku akan menghormati proses yang berlaku, termasuk soal status rangkap jabatan. “Nanti ada prosesnya di FIFA. Semua aturan dari FIFA, mereka yang menentukan,” kata Erick usai pelantikan.
Dalam Statuta PSSI terbaru tahun 2025, tidak ada larangan rangkap jabatan antara Ketum PSSI dengan Menpora. Syarat yang diatur hanyalah kewarganegaraan Indonesia, pengalaman mengelola sepak bola, pemahaman tata kelola, pengalaman strategis, serta keselarasan dengan program PSSI-FIFA-AFC.
Dari BUMN hingga Olahraga
Sosok Erick tidak asing di panggung nasional. Pada 2019 dan 2024, ia dipercaya menjadi Menteri BUMN. Di luar itu, kiprahnya di dunia olahraga sangat panjang:
Ketua Umum Perbasi (2004–2006)
Ketua Panitia Asian Games 2018
Anggota Komite Olimpiade Internasional (2019)
Investor klub-klub dunia, mulai dari DC United, Inter Milan, hingga Oxford United