nasional

Ketua Komisi X DPR: Evaluasi Program MBG Bukan Berarti Dihentikan

Senin, 29 September 2025 | 18:00 WIB
Makan Bergizi Gratis akan dievaluasi (ANTARA)

Krjogja.com - JAKARTA - Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menegaskan, evaluasi terhadap program makan bergizi gratis (MBG) tidak berarti program tersebut dihentikan. Menurutnya, evaluasi justru penting agar pelaksanaan ke depan lebih aman dan tepat sasaran.

“Bukan berarti program ini (MBG) dihentikan, kalau saya pikir evaluasi itu yang lebih penting,” ujar Hetifah saat ditemui di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, dSenin (29/9/2025).

Baca Juga: Coldiac Ajak Fans Menjelajah Musik Lewat Map Roblox 'Coldiac Land'

Hetifah menekankan, evaluasi harus dilakukan secara mendalam, termasuk kemungkinan menghentikan sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Politisi Partai Golkar itu menambahkan, langkah evaluasi diperlukan agar insiden keracunan massal siswa akibat MBG tidak terulang di kemudian hari.

Ia juga menilai langkah Presiden Prabowo Subianto yang menggelar rapat khusus bersama para menteri untuk mengevaluasi MBG merupakan keputusan tepat.

Baca Juga: 33 PTS - Pemkab Kulonprogo Teken MoU, Buka Akses Pendidikan dan Dorong Ekonomi Daerah

“Alhamdulillah, Pak Menteri (Mendikdasmen Abdul Muti) juga sudah dilibatkan, mendagri juga terlibat. Kita akan bahas bersama, nanti DPR ikut memantau,” katanya.

Selain itu Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menilai seharusnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) memberdayakan kantin sekolah. Sehingga dalam pelaksanaannya, bisa menggunakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan kantin sekolah.

Justru saya merasa sepertinya harus seperti itu (gunakan kantin sebagai dapur untuk salurkan MBG)," kata Hetifah

Hal itu bisa dilakukan untuk sekolah-sekolah yang memang jaraknya jauh dari SPPG atau dapur MBG sehingga tidak rumit dalam mendistribusikan makanan.

Masyarakat dan Sekolah Berharap MBG Tetap Dilanjutkan Manfaatkan kantin sekolah jadi dapur MBG Namun dalam pelaksanaannya sekolah juga harus memenuhi beberapa syarat sebelum akhirnya melaksanakan penyaluran MBG lewat kantin sekolah.

"Jadi itu ada beberapa sekolah yang punya praktik baik. Nah kita lihat gitu kok bisa dia bagus nah jadi persyaratannya," ujarnya. Kendati demikian, Hetifah menekankan, pengalihan program MBG ke sekolah bukan berarti akan menghilangkan semua masalah terkait MBG.

Namun, hal seperti sarannya bisa dicoba untuk daerah-daerah terpencil dan jarak antar-sekolah berjauhan bisa memanfaatkan kantin sekolah sebagai dapur.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB