nasional

Istana Tanggapi Pernyataan Purbaya soal Penolakan Pembayaran Utang Whoosh dengan APBN

Senin, 13 Oktober 2025 | 11:25 WIB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadhewa menolak melunaskan utang kereta cepat Whoosh dengan menggunakan APBN (Sumber foto: Kemenkeu)

Krjogja.com – JAKARTA – Istana akhirnya angkat bicara terkait pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membayar utang proyek Kereta Cepat Whoosh.

Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan penolakannya terhadap rencana pembebanan utang proyek Kereta Cepat Whoosh ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga: Kunjungi SMPN 12, PT Railink Gelar Edukasi Generasi Muda untuk Peduli Keselamatan Transportasi Publik

Ia menilai, kewajiban pembayaran utang tersebut seharusnya menjadi tanggung jawab Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia.

"Utang KCIC dibiayai APBN, saya belum dihubungi untuk masalah itu. Nanti begitu ada jumpa pers mingguan, saya kasih tahu progresnya seperti apa," ungkap Purbaya via zoom saat mengisi acara Media Gathering Kemenkeu 2025, Jumat (10/10).

Purbaya menambahkan bahwa Danantara memiliki keuangan yang cukup untuk menyelesaikan utang dari proyek kereta cepat tersebut. Baginya, utang dari KCIC tersebut tak perlu dibebani ke APBN.

Baca Juga: 'Gloria Binastra' SMAN 2 Wates Wujud Kejayaan dalam Karya dan Kepedulian

Merespons hal ini, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyebut bahwa pemerintah tidak berencana untuk membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menyelesaikan utang dari proyek kereta cepat Jakarta–Bandung tersebut.

Ia menambahkan, hingga saat ini, pemerintah tengah mencari langkah-langkah alternatif untuk menyelesaikan masalah utang tersebut tanpa membebani APBN.

"Beberapa waktu lalu, (pemerintah) sudah membicarakan untuk mencari skema ya, supaya beban keuangan itu bisa dicarikan jalan keluar," jelasnya kepada wartawan usai rapat terbatas di kediaman Presiden Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta, Minggu (12/10) malam.

Lebih lanjut, Prasetyo menambahkan bahwa masalah utang proyek tersebut tidak termasuk ke dalam topik pembahasan rapat terbatas kemarin. "Malam ini tidak sempat. Whoosh tidak termasuk ke pembahasan malam ini," tambahnya.

Tak lupa, Prasetyo menilai bahwa proyek Whoosh cukup memberikan manfaat bagi masyarakat. Ia menambahkan bahwa pengembangan jaringan kereta cepat di Indonesia termasuk dari visi pembangunan transportasi nasional.

"Justru kita ingin itu (proyek kereta cepat) berkembang, ya. Tidak hanya dari Jakarta ke Bandung saja, melainkan bisa dari Jakarta sampai ke Surabaya," tutupnya. (*)

 

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB