KRJogja.com—Publik media dewasa ini ramai membahas sosok Gus Elham, pendakwah muda yang dinilai telah berbuat tak etis terhadap anak-anak.
Foto dan video saat Gus Elham mencium anak perempuan menjadi bulan-bulanan warganet di jagad maya.
Rais Aam PBNU, KH Miftachul Ahyar bahkan meminta pihak berwajib untuk mengusut tindakan tersebut.
Tak pelak, situasi tersebut turut menarik perhatian pendakwah muda lainnya, Abdurrahman Kautsar.
Sosok yang masyhur dengan nama panggung Gus Kautsar itu mengungkap ciri-ciri pendakwah yang berbahaya.
Putra dari KH Nurul Huda Jazuli tersebut mengutip pesan dari penganggit Kitab Ihya’ Ulumiddin, Imam Ghazali.
Menurut paparan Gus Kautsar, Imam Ghazali telah memberikan rambu-rambu ihwal figur pendakwah yang menyamarkan diri dengan penampilan.
Orang-orang tersebut sangatlah berbahaya, karena arah dakwahnya tak lain hanyalah menghimpun wanita dan anak-anak.
“Gharadhuhum an nisa’ wa ash shibyan (mereka menyasar perempuan dan anak-anak),” sitir Gus Kautsar menirukan ucapan Imam Ghazali dalam bahasa Arab.
Menurutnya, ciri yang paling mudah kentara yakni tatkala seorang pendakwah tersebut dihubungi oleh jamaahnya.
“Kalau dihubungi, ‘Gus tadi saya hadir mendengarkan jenengan’ terus jawabannya, ‘Terima kasih. Jenengan dari mana?’” Gus Kautsar memberikan contoh.
Karenanya, Gus Kautsar mewejang kepada para santri dan alumni Pesantren Al Falah Ploso untuk senantiasa waspada.
Sepulang dari mondok, para santri tidak boleh lantas berbangga diri dan bahkan berlagak layaknya tuhan.
“Kamu di pondok bukan siapa-siapa. Dulu berangkat mondok juga bukan siapa-siapa. Kok pulang terus sok-sokan,” wejang Gus Kautsar.
Suami dari Ning Jazil Baidhowi itu menegaskan bahwa santri tidak boleh jauh-jauh dari gurunya.