Penting, Ekosistem Bulutangkis Indonesia

Photo Author
- Selasa, 8 September 2020 | 20:37 WIB
Badminton
Badminton

JAKARTA, KRJOGJA.com - Ekosistem bulutangkis Indonesia sangat penting dan sangat vital. Karena dengan ekosistem yang baik dapat mengangkat prestasi Indonesia di kancah internasional.

"Ekosistem bulutangkis Indonesia sangat penting dan sangat vital. Hal itu Karena itu adalah rantaian yang tidak terputus dari pelaku-pelaku bulutangkis di Indonesia. Mata rantai pertama adalah klub dari daerah, yang merupakan cikal bakal pemain-pemain yang di daerah telah berlatih dan bertanding, untuk kemudian masuk ke klub besar dan dibina menjadi seorang juara,” kata Yoppy Rosimin, selaku Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation pada bincang media yang digelar secara virtual, Selasa (8/9).

Bincang media secara virtual yang digelar Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum dan dihadiri puluhan wartawan olahraga nasional itu diadakan dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September 2020.  Hadir dalam bincang media. Antara lain Christian Hadinata (legenda bulutangkis Indonesia dan Tim Penasihat PB Djarum), Hariyanto Arbi (legenda bulutangkis Indonesia dan Ketua Komunitas Bulutangkis Indonesia), Fung Permadi (Manager Team PB Djarum), serta dua atlet muda PB Djarum, Bernadine Anindya Wardana (asal Klaten, Jawa Tengah) dan Radithya Bayu Wardhana (asal Tanjung Pinang, Kepulauan Riau).

Lebih lanjut Yoppy menyebut adanya istilah “layer bawah” (pemula) atau lapisan atlet-atlet di kelompok usia di bawah 11 hingga 19 tahun. Itu semua menjadi target usia pembinaan di PB Djarum. Sementara, guna menggairahkan ekosistem bulutangkis di Tanah Air, PB Djarum juga menyambangi berbagai kota di Tanah Air melalui Audisi Umum PB Djarum. Layer awal ini, menurut Yoppy, jarang dilirik oleh sponsor dan donatur di Indonesia.

“Sponsor di Indonesia yang memiliki komitmen tinggi di layer bawah terhadap sebuah cabang olahraga itu sangat sedikit. Banyak memang yang menaruh minat pada liga-liga elite, tapi kita lupa bahwa kita juga membutuhkan layer bawah yaitu pembinaan di usia dini. Mereka lah yang bakal menggantikan atlet-atlet di gelanggang elite tersebut,” jelasnya. Setelah mendapatkan atlet-atlet belia melalui proses seleksi, PB Djarum melakukan pembinaan secara komprehensif, termasuk penerapan sports science.

Sementara itu menurut Fung Permadi sports science di PB Djarum mencakup fisioterapi, pelatihan fisik, dan kecukupan nutrisi. Namun, keberhasilan sports science yang diterapkan klub juga bertumpu dari tekad besar seorang atlet untuk menjadi kampiun di masa mendatang.

"Memang sports science ini terus berkembang. Banyak juga bermunculan alat-alat untuk pelatihan fisik atau metode peningkatan kemampuan fisik yang bisa diakses melalui media sosial atau situs berbagi video. Tapi bagi kami, sports science harus sesuai dengan kebutuhan setiap atlet PB Djarum,” jelas Fung yangbjuga mantan pemain nasional itu.

Menanggapi pembinaan atlet di PB Djarum, Christian Hadinata berharap atlet-atlet masa kini bisa mendulang prestasi yang lebih tinggi lagi daripada atlet-atlet di masa lampau. Pasalnya, akses terhadap fasilitas maupun informasi sangat mudah dijangkau oleh para calon juara dunia ini. Christian punya pesan dengan kalimat sederhana yang belum tentu sesederhana dipraktikkan. (Sim)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Imran Berhasil Revans Atas Pramod Bhagat

Jumat, 31 Oktober 2025 | 12:45 WIB
X