GUANGZHOU, KRJOGJA.com – Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, merasa memiliki PR yang harus diselesaikan usai anak didiknya, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dikalahkan oleh pasangan Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Dalam gelaran BWF World Tour Finals 2019, Marcus/Kevin sebanyak dua kali dikalahkan Endo/Watanabe.
Meski saat ini status Marcus/Kevin adalah sebagai ganda putra nomor satu dunia, namun pada faktanya di sepanjang 2019, pasangan berjuluk The Minions itu selalu tumbang dari Endo/Watanabe. Bisa dibilang, Endo/Watanabe adalah penangkal dari Marcus/Kevin yang telah merajai sektor ganda putra sejak 2017.
Maka dari itu, kini Herry IP akan melakukan diskusi dengan Marcus dan Kevin untuk mencari cara mengatasi permainan Endo/Watanabe. Apalagi, di 2020 akan diselenggarakan Olimpiade. Jika Marcus/Kevin tidak melakukan pembenahan, bukan tak mungkin mereka gagal menyabet medali emas.
“Evaluasi untuk Kevin/Marcus, khususnya untuk menghadapi Endo/Watanabe ini memang harus betul-betul didiskusikan bersama. Kami harus sama-sama cari solusi terbaiknya, baik dari pola maupun strategi yang tepat untuk melawan mereka,†tutur Herry IP, melansir dari laman resmi PBSI, Senin (16/12/2019).
Berbeda dengan Marcus/Kevin, senior mereka, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, justru selalu meraih kemenangan atas Endo/Watanabe. Di sepanjang 2019, Ahsan/Hendra telah lima kali bersusa Endo/Watanabe dan selalu mendapat kemenangan. Herry IP pun tidak memungkiri kalau cara bermain Marcus/Kevin dengan Ahsan/Hendra berbeda.
“Karena memang sedikit berbeda cara bermain Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan. Hendra/Ahsan memang penempatan bolanya lebih efisien, akurasinya juga cukup baik dan kualitasnya juga mumpuni. Karena memang mereka kan pemain senior. Ya semoga saja PR ini bisa cepat diselesaikan,†tandas Herry IP.