YOGYA, KRJOGJA.com - Pandemi Covid-19 yang saat ini tengah melanda dunia, langsung berdampak ke semua bidang. Tak terkecuali bidang olahraga yang juga mengalami dampak besar karena sejumlah kegiatan baik tingkat lokal, nasional hingga internasional dihentikan atau dijadwalkan ulang.
Namun demikian, adanya pandemi Covid-19 saat ini menurut Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY, Prof Dr Djoko Pekik Irianto MKes AIFO dalam wawancara di Kedaulatan Rakyat TV, Minggu (4/10/2020), tak akan membuat seorang atlet berhenti untuk berlatih. Hal tersebut karena, latihan rutin wajib dilakukan seorang atlet demi meraih prestasi.
“Prinsipnya, pembinaan dan latihan di olahraga itu harus selalu bergulir dan tidak ada kata berhenti. Karena, jika sampai vakum, jelas akan ada yang terpangkas kemampuan dari seorang atlet. Atlet juga sadar, pembinaan untuk meraih prestasi itu cukup lama, kita kehilangan satu tahun saja (latihannya), untuk mencapai puncak prestasi seorang atlet akan turun,†terangnya.
Dalam kondisi pandemi ini, lanjut Djoko Pekik, salah satu event yang seharusnya diikuti KONI DIY namun ditunda pelaksanaannya adalah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Jika sebelumnya PON akan digelar pada Oktober tahun ini, karena pandemi Covid-19 melanda dunia, maka pelaksanaannya diundur jadi Oktober 2021 mendatang.
Meski telah mendapatkan kemudahan dengan diundur selama lebih dari satu tahun, namun persiapan untuk menuju ke ajang multi event empat tahunan ini tetap tidak mudah. Pandemi yang tengah melanda membuat seluruh atlet di Indonesia harus membatasi proses latihan mereka sejak Bulan Maret tahun ini.
Bahkan, untuk program Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) PON KONI DIY, pelaksanaannya juga belum bisa dijalankan secara normal kembali. “Persiapan PON yang mundur 1 tahun tetap tidak maksimal pelaksanaannya. Karena sejak Maret atlet-atlet harus menjalani 'training from home' atau latihan mandiri. Dan di latihan mandiri ini, sebagus apapun latihannya, pasti hasilnya tidak akan sebagus saat latihan biasa atau latihan normal,†terangnya.
Karena pelaksanaan PON XX Papua tinggal satu tahun kedepan, rencanakan KONI DIY akan mulai menggelar latihan normal kembali untuk program Puslatda PON mulai Januari mendatang. Hanya saja, karena saat ini seluruh atlet bisa dipastikan tidak dalam kondisi terbaik karena lama berlatih mandiri, maka tiga bulan terakhir di tahun 2020 ini akan dimaksimalkan untuk mengembalikan kesiapan mereka.
Rencana dimulainya rencana latihan normal pada program Puslatda PON ini menurut Djoko diharapkan juga mendapat dukungan dari Pemda DIY dengan memperbolehkan sejumlah fasilitas olahraganya untuk digunakan secara terbatas bagi atlet-atlet Puslatda PON. Jika awalnya, KONI DIY berharap sudah bisa memulai persiapan di pertengahan September, saat ini harapannya di bulan Oktober ini pelaksanaannya bisa dimulai.
“Kami berharap di bulan Oktober ini sudah bisa melakukan akselerasi mengejar ketertinggalan dengan mulai latihan normal dan melakukan persiapannya. Sehingga di 2021, mulai Januari mendatan semua siap berlari untuk menjalani program-program latihan inti, mulai persiapan umum, khusus, dan transisi sebelum menuju PON,†terangnya.
Untuk tetap bisa mengejar target capaian 11 medali emas di ajang PON mendatang, Djoko saat ini telah menyiapkan rencana cadangan guna memaksimalkan peluang di PON, jika kondisi pandemi Covid-19 tak kunjung membaik. Strategi ini nantinya akan mengkarantina atlet-atlet unggulan yang berpotensi bisa meraih medali emas untuk menjalani pemusatan latihan khusus.
Hanya saja, strategi tersebut menurut Djoko jelas akan disesuaikan kembali dengan kondisi kedepannya, selain masih akan melihat perkembangan pandemi, pertimbangan masalah finansial juga harus dipikirkan sebelumnya. “Kalau latihan karantina ini dilaksanakan mulai Januari 2021 besok, konsekuensinya memang membuat pembekakan anggaran. Semoga saja di 2021 mendatang anggaran kami bisa mendapatkan anggaran minimal seperti tahun 2020 lalu,†Tegasnya.