Tim Pengabdi FIKK UNY Adakan Workshop LTAD di PB Musagta, Manajemen Prestasi Jangka Panjang

Photo Author
- Senin, 10 Maret 2025 | 11:33 WIB
Penjelasan materi  dan konsep LTAD  di PB Musagta, Sabtu (8/3).  (Tim Pengabdi FIKK UNY)
Penjelasan materi dan konsep LTAD di PB Musagta, Sabtu (8/3). (Tim Pengabdi FIKK UNY)


Krjogja.com Yogya Prestasi atlet bulu tangkis Indonesia sangat membanggakan karena mampu menembus level internasional. Atlet tunggal putra/putri, ganda putra/putri sampai ganda campuran bisa meraih peringkat tinggi dunia. Hal itu terjadi karena adanya berbagai pendekatan dalam konteks latihan yang salah satunya adalah pendekatan Long Term Athlete Development (LTAD) atau pembinaan jangka panjang untuk melahirkan atlet berprestasi.

Hal tersebut terungkap dalam workshop yang diadakan oleh Tim Pengabdi Fakultas Ilmu Keolahrgaan dan Kesehatan Universitas Negeri Yogyakarta. Kegiatan ini dalam rangka program pengabdian kepadada masyarakat yang berlangsung setiap tahun dengan tema yang berbeda beda.

"Program workshop pembinaan prestasi atlet bulu tangkis di PB Muhammadiyah Sagan Kota Yogyakarta (Musagta) berbasis LTAD ini menjadi program dalam rangka pengabdian masyarakat. Tahun ini dipilih tema terkait manajemen prestasi atlet berbasis LTAD dibidang olah raga bulutangkis," kata Anggota Tim Pengabdi Muhammad Wahyu Arga- Anggota Tim Pengabdi disela workshop yang berlangsung di PB Musagta, Sabtu (8/3).

Baca Juga: Mulai Diujicoba Hari Ini, Plengkung Gading Dibikin Searah Searah ke Selatan, Catat Jamnya

Sementra itu Rezha Arzhan Hidayat sebagai Narsum menjelaskan LTAD merupakan konsep manajemen prestasi yang hadir untuk membangun atlet berprestasi harus melalui tujuh tahapan sehingga membutuhkan waktu yang relatif panjang. Ketujuh tahapan itu diantaranya active start, FUNdamental, learning to train, training to train, training to compete, training to win dan active for live sehingga membutuhkan konsistensi dan komitmen tinggi dari atlet, termasuk dukungan oleh orang tua.

"Konsep LTAD merupakan hal yang mendasar guna menciptakan atlet berprestasi. Namun ada kalanya seorang atlet bisa berprestasi sebelum melewati tujuh tahapan LTAD. Hal ini juga dipengaruhi skill dan bakat yang dibawa sejak lahir. Bagi atlet pria dan wanita terdapat perbedaan dalam implementasi konsep LTAD, perbedaan tersebut terletak pada rentang usia di beberapa tahapan LTAD, misalkan dalam tahap FUNdamental bisa diterapkan pada atlet pria usia 6-9 tahun sedangkan pada atlet wanita bisa diterapkan di usia 6-8 tahun." ungkapnya.

"Banyak orang tua yang menginginkan anaknya sesegara mungkin menjadi juara. Padahal waktu berlatih atau tahapan yang diikuti belum cukup. Hal semacam ini yang menghambat pembentukan atlet berprestasi secara jangka panjang. Apalagi saat ini prestasi bulu tangkis Indonesia di dunia sangat menjanjikan," pungkasnya.

Baca Juga: Laga PSS vs Persis Solo 'Ngungsi' di Stadion Jatidiri Semarang

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Sagan Kota Yogyakarta (Musagta) Suwarjo didampingi Ketua PB Musagta Aris Budiyanto mengaku senang dengan adanya workshop ini karena menambah wawasan tim pelatih dan bisa menciptakan atlet berprestasi. Hal ini menjadi perhatian PB Musagta dimana pelatih memberikan laporan kepada orang tua mengenai kemajuan prestasi para atlet. "Saya berharap suatu saat nanti PB Musagta mampu melahirkan atlet berrestasi dunia. Karena itu dibutuhkan dukungan dan perhatian orang tua demi tujuan mulia ini," kata Suwarjo.

Aris Budiyanto melanjutkan PB Musagta resmi menjadi klub di bawah Pengkot PBSI Kota Yogyakarta dan saat ini memiliki 30 anggota berumur 7 sampai 12 tahun yang bersifat umum.

"Workshop semacam ini sangat berguna dan membantu dalam rangka pembinaan atlet usia dini. Para atlet berlatih tika kali dalam sepekan serta lima kali dengan jam latihan mulai Pukul 14.30 WIB. Bagi masyarakat luas yang ingin bergabung bisa langsung datang atau menghubungi admin yag ada di instagram," pungkas Aris Budiyanto. (*)

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

X