KUDUS, KRJOGJA.com - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana di Semarang diminta tidak tutup mata terhadap persoalan banjir yang selalu menggenangi ratusan hektar sawah di Desa Wonosoco, Berugenjang dan Lambangan Kecamatan Undaan Kudus. Mormalisasi Sungai Londo diharap mampu menjadi solusi untuk mengatasi permasalah tersebut.
Banjir yang terjadi setiap musim tanam tersebut terjadi akibat limpasan Sungai Londo. Selain itu, area sawah yang sekarang ini posisinya lebih rendah dari sungai, membuat genangan air tidak dapat segera surut karena terjadinya pendangkalan Sungai Londo.
“Kami yakin dengan normalisasi sungai, persoalan banjir yang merugikan petani dapat teratasi,†ungkap Kades Wonosoco, Setiyo Budi kepada KRJOGJA.con, Rabu (26/07/2017).
Untuk kepentingan normalisasi, ia bersama Kepala Desa Berugenjang Kiswo telah menemui Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kudus Sam’ani Intakoris. Intinya Dinas PUPR setempat diminta mendesak pihak berwenang BBWS agar mengeluarkan izin normalisasi.
“Pekan depan kami akan menemui Kepala BBWS Pemali Juana, mendesak agar izin normalisasi segera dikeluarkan. Dengan normalisasi Sungai Londo dapat menyelamatkan tanaman padi pada musim tanam pertama (MT I) pertengahan September mendatang,†ungkapnya.
Di Desa Wonosoco, sawah yang menjadi langganan genangan seluas sekitar 200 hektare dari total area sawah 370 hektare. Sedang Desa Lambangan 30 hektare dan Desa Berugenjang sekitar 20 hektare.
Kepala Dinas PUPR Kudus Sam’ani Intakoris mengaku telah mengajukan surat permohonan izin normalisasi ke BBWS Pemali Juana, namun hingga sekarang belum mendapatkan jawaban. Selasa pekan depan, dia bersama beberapa kepala desa akan menanyakan masalah izin itu ke pihak BBWS Pemali Juana. (Trq)
