Normalisasi Sungai Londo Tunggu Kajian BBWS

Photo Author
- Selasa, 25 Juli 2017 | 18:31 WIB

KUDUS (KRjogja.com) - Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus untuk melakukan normalisasi Sungai Londo di Desa Wonosoco Kecamatan Undaan masih harus menunggu kajian teknis dari pihak berwenang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Prinsipnya, pihak BBWS tidak keberatan dan akan mengeluarkan izin pengerukan insidentil melalui APBD murni Kabupaten Kudus 2017, sepanjang dari sisi teknis memang dimungkinkan.

Hal itu diungkapkan anggota Komisi C DPRD Kudus, Edy Kurniawan dan Rochim Sutopo, usai berkoordinasi dengan Kepala BBWS Pemali Juana. “BBWS masih menunggu tim teknis melakukan kajian di lapangan. Izin baru akan dikeluarkan setelah hasil kajian teknis tidak ada masalah,” ujar Edy, Selasa (25/7).

Kajian juga terkait studi kelayakan redesign Sungai Juana tahun 2019 yang dilakukan pihak BBWS Pemali Juana. Sungai Juana merupakan bagian hilir dari Sungai Londo.

“Silahkan BBWS melakukan setudi kelayakan redesig Sungai Juana. Tetapi kaitan normalisasi Sungai Londo sangat mendesak dan tidak bisa ditunda- tunda lagi. Tujuannya untuk membuang air genangan guna menyelamatkan tanaman petani dari gagal tanam atau puso,” terangnya.

Genangan banjir menjadi langganan setiap musim tanam di area pertanian di Desa Wonosoco (200 hektare), Berugenjang (20 hektare) dan Desa Lambangan Kecamatan Undaan Kudus seluas sekitar 30 hektare. Salah satu solusinya normalisasi Sungai Londo sepanjang 12 kilometer dari hulu hingga hilir, sebelum air masuk ke Sungai Juana. Pihak legislatif telah menganggarkan dana Rp 2 miliar dari APBD 2017 untuk normalisasi awal Sungai Londo sepanjang 2-3 kilometer.

Kepala Desa Wonosoco Setiyo Budi menyatakan, normalisasi Sungai Londo mutlak harus dilakukan untuk menyelamatkan sawah dari genangan setiap tahunnya. "MT I lalu, petani mengalami tiga kali gagal tanam. Sedang pada MT II empat kali gagal tanam. Satu di antaranya gagal tanam palawija," terangnya. 

Gangguan tanam akibat genangan di desanya mulai terasa awal tahun 2000-an. Namun kondisi terparah baru terjadi beberapa tahun terakhir, karena air tidak dapat masuk ke Sungai Londo akibat terjadi pendangkalan. (Trq)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Khitan Massal Warnai Perayaan HUT Pertamina di Cilacap

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:55 WIB

Dipercepat, Pembebasan Tanaman Semusim di Kendeng

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:00 WIB

Curanmor Paling Dominan Jadi Tindak Kriminal di Blora

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:30 WIB

Pelatihan Jinakan AI Agar UMKM Melek Teknologi

Rabu, 3 Desember 2025 | 15:10 WIB
X