krjogja.com - DEMAK - Banjir rob atau naiknya permukaan air di kawasan pesisir akibat pasang laut, saat ini jamak terjadi di beberapa daerah di negeri ini. Tak terkecuali di Kabupaten Demak, yang dua dekade terakhir telah merambah pesisir di empat kecamatan.
Keempat kecamatan terdampak rob tersebut adalah Sayung, Karangtengah, Bonang dan Wedung. Kondisi terparah terlihat di Sayung dan Bonang, hingga sebagian warganya terpaksa direlokasi karena tempat tinggal mereka tak lagi layak huni
Sebagai jawaban atas bencana banjir rob yang kian hari kian parah itu, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kabupaten Demak mencoba berinovasi dengan menciptakan rumah apung. Suatu tipikal rumah yang dibangun di atas rangkaian tong plastik, sehingga terangkat atau terapung ketika lahan tempat rumah didirikan mulai dibanjiri rob.
Sebagaimana disampaikan Sekretaris Dinperkim Kabupaten Demak Adi Prabowo SH MT di sela Karnaval Kemerdekaan RI ke-78 Kabupaten Demak, naiknya air laut yang dibarengi turunnya permukaan tanah menyebabkan kawasan pesisir di Demak tergenang. Bahkan beberapa kawasan ketinggian rob hingga lebih dari 1 meter, hingga banyak permukiman warga tak lagi layak huni karena tenggelam.
"Namun berdalih menjaga tanah leluhur, tak sedikit warga terdampak rob memilih bertahan daripada pindah rumah atau relokasi. Hingga kondisi memprihatinkan semakin menjadi, bahkan mengancam keselamatan mereka," tuturnya, Sabtu (19/8/2023).
Sehubungan itu lah Dinperkim mencoba berinovasi dengan menciptakan rumah apung. "Dengan tinggal di rumah apung, harapannya hunian warga menjadi aman dari genangan rob. Pun mereka masih bisa bekerja mencari nafkah sebagai nelayan," kata Adi Prabowo.
Inovasi yang ditampilkan pada Karnaval Kemerdekaan RI ke-78 tersebut, lanjutnya, sudah disampaikan ke dinas/instansi terkait di Pemerintah Provinsi Jateng maupun pusat. Respon positif diperoleh, namun sebelum diwujudkan memang perlu adanya uji kelayakan.
Sehubungan itu Dinperkim Kabupaten Demak tengah dalam proses uji kelayakan rumah apung tersebut. Sehingga ke depannya diharapkan mampu menjadi jawaban persoalan rob di Kabupaten Demak, bahkan nasional. Dengan mencoba berdamai dengan alam. (Hum Dinperkim/ssj)