Turunkan Stunting, Puskesmas Kebonagung Gencarkan Penanganan Anemia

Photo Author
- Rabu, 20 September 2023 | 20:40 WIB
 Sosialisasi pencegahan anemia pada siswi SMP/MTs di wilayah kerja Puskesmas Kebonagung ditutup dengan minum TTD bersama. Foto : ist
Sosialisasi pencegahan anemia pada siswi SMP/MTs di wilayah kerja Puskesmas Kebonagung ditutup dengan minum TTD bersama. Foto : ist

DEMAK - Sesuai Program Kementerian Kesehatan tentang pencegahan stunting, Puskesmas Kebonagung menggencarkan penanganan anemia. Di antaranya dengan mengadakan pemeriksaan hemoglobin (HB) dan pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri dengan kriteria 5L, yakni lemah, letih, lesu, lunglai dan lalai.

Kepala Puskesmas Kebonagung dr Nurhayati menyampaikan, anemia merupakan penurunan kadar hemoglobin darah di bawah normal berdasarkan usia dan jenis kelamin. Kekurangan zat besi merupakan penyebab anemia terbanyak pada anak-anak.

"Salah satu penyebab terjadinya stunting adalah defisiensi zat besi. Zat besi merupakan salah satu elemen kunci dalam optimalisasi masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), termasuk untuk pencegahan stunting," ujarnya.

Maka itu stunting juga berhubungan dengan anemia. Sementara anemia dapat terjadi pada semua siklus kehidupan, mulai dari remaja. Karenanya pemerintah membuat program pemberian tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri. Alasannya, untuk memotong rantai anemia harus dimulai dari remaja putri.

"Diharapkan kalau remaja putri ini kadar HB-nya baik, nanti pada saat dia hamil di kemudian hari, meskipun itu terjadi 10 tahun kemudian, karena depositnya cukup maka risiko anemianya kecil,” kata dr Nurhayati.

Dalam rangka penanggulangan anemia pada remaja putri tersebut, Puskesmas Kebonagung melakukan sosialisasi serta pemeriksaan HB dan pemberian TTD di SMP/MTs juga SMA/MA sederajat di wilayah kerja puskesmas. Pemeriksaan HB dan pembagian TTD melibatkan tim Puskesmas Kebonagung yang terdiri dari petugas Promkes, Gizi dan Laboratorium.

Kegiatan ini merupakan kontribusi gizi untuk penurunan kasus kematian ibu dan bayi lahir stunting, melalui pencegahan anemia pada anak sekolah atau kelompok remaja putri secara mandiri. Maka perlu adanya sosialisasi di sekolah-sekolah bahkan Pondok Pesantren yang mempunyai murid perempuan atau santri banyak, dengan koordinasi dari Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama.

"Keterlibatan pihak sekolah diperlukan untuk memastikan siswi mengonsumsi TTD secara rutin. Jika perlu ditetapkan jadwal konsumsi seminggu sekali pada hari yang telah ditentukan," tandasnya. * (Hum DKK/ssj)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Khitan Massal Warnai Perayaan HUT Pertamina di Cilacap

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:55 WIB

Dipercepat, Pembebasan Tanaman Semusim di Kendeng

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:00 WIB

Curanmor Paling Dominan Jadi Tindak Kriminal di Blora

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:30 WIB

Pelatihan Jinakan AI Agar UMKM Melek Teknologi

Rabu, 3 Desember 2025 | 15:10 WIB
X