KRjogja.com- KUDUS- Rangkaian Audisi Umum PB Djarum 2024 terus bergulir dan baru berakhir pada Sabtu (14/9).
Namun di tengah persaingan di dalam arena, keseruan di luar arena tak kalah menarik dan mampu menyedot perhatian para atlet yang antre untuk tampil di pertandingan babak turnamen Audisi Umum PB Djarum.
Kesemarakan di luar lapangan itu terlihat ketika puluhan anak-anak peserta audisi dan orangtua wali mendapatkan kesempatan emas untuk mengikuti room tour yang digelar pertama kali di GOR Djarum Jati.
Mereka keliling GOR megah seluas 40 hektar menyaksikan apa yang biasa dilakukan dan didapatkan oleh atlet PB Djarum.
Berawal dari aula lobby, dilanjutkan berjalan ke taman Plasa Juara, ditengah jalan terdapat prasasti yang terpatri berisikan para pemain Indonesia dari PB Djarum yang berprestasi mulai dari turnamen Sudirman Cup, All England hingga BWF (Badminton World Federation).
Pemandu tour sekaligus admin dari PB Djarum, Raventus Pongoh mengatakan bahwa PB Djarum sangat mengapresiasi atlet dan pelatih yang berprestasi.
Cultural visit yang diberikan kepada orangtua wali yang hadir ini adalah program baru dan pertama dilakukan tahun ini.
"Ini adalah program yang baik dan bagus. Ternyata atmosfer dan animonya atlet peserta Audi Umum ini sangat besar," ujar Raventus Pongoh yang juga sebagai wasit internasional BWF.
Selain itu, PB Djarum juga menggelar acara Meet and Greet yang menghadirkan tiga legenda bulutangkis, Debby Susanto, Maria Kristin dan Kevin Sanjaya.
Kegiatan Meet and Greet juga akan digelar Jumat (13/9) sore, dengan menghadirkan Tontowi "Owi" Ahmad dan Liliyana "Butet" Natsir.
Sedang Meet and Greet sebelumnya, menjadi momen nostalgia bagi Debby Susanto, Maria Kristin dan Kevin Sanjaya.
Kevin yang merupakan jebolan Audisi Umum PB Djarum 2007, begitu antusias melayani para peserta yang meminta tandatangan dan berfoto bersama.
Di area panggung yang terletak di halaman GOR Djarum Jati, para atlet muda berbaris panjang juga untuk mendapatkan tanda tangan dan berfoto bersama Debby Susanto dan Maria Kristin.
Mereka bersabar permintaan tersebut, meskipun mereka mengaku kewalahan karena tingginya jumlah peserta yang ingin mendapatkan tanda tangan.
Debby Susanto mengungkapkan bahwa acara seperti ini mengingatkannya pada saat-saat ia masih aktif sebagai atlet.
Ia mengungkapkan kebanggaannya terhadap antusiasme para peserta dan merasa senang bisa berbagi pengalaman dan kenangan dengan mereka.
"Saat saya masih aktif, saya juga sering meminta tanda tangan dan foto dengan atlet-atlet terkenal seperti Liliyana Natsir," kata Deby.
Selain itu, Debby juga menyatakan kekagumannya terhadap kualitas teknik para peserta Audisi Umum PB Djarum.
"Saya terkesan melihat teknik permainan mereka yang sudah sangat baik, terutama mengingat usia mereka yang masih di bawah 12 tahun," tambahnya.
Maria Kristin juga merasakan antusiasme yang besar dari para peserta.
"Jumlah peserta yang datang sangat banyak, dan saya senang melihat begitu banyaknya dukungan dari mereka," ungkapnya.
Salah seorang peserta, Alif mengungkapkan kegembiraannya setelah mendapatkan tanda tangan dan foto dengan para legenda bulutangkis tersebut.
Ia berharap bisa mengikuti jejak mereka dan menjadi atlet bulutangkis berprestasi di masa depan.
Acara Meet and Greet ini tidak hanya menjadi ajang bertemu para legenda bulutangkis, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk mengejar cita-cita mereka di dunia bulutangkis.
Sementara itu, 1966 atlet peserta Audisi Umum PB Djarum 2024 mulai berguguran.
Di babak turnamen, pemain yang kalah langsung angkat koper.
Para legenda bulutangkis Tanah Air turut menjadi tim pencari bakat, di antaranya Maria Kristin, Debby Susanto, Kevin Sanjaya, Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, Liem Swie King, Richard Mainaky, Ivana Lee, hingga Susy Susanti.
Mereka memantau bakat-bakat dari para peserta yang dinilai layak untuk mendapatkan Super Tiket dan melaju ke tahap karantina.
Maria Kristin, peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 masuk dalam tim pencari bakat atlet putri.
Ia mengapresiasi ribuan peserta yang telah berpeluh keringat mengerahkan seluruh kemampuan terbaik demi melaju ke tahap berikutnya.
"Tak sedikit dari atlet belia memiliki teknik yang cukup baik dan daya juang tinggi," terangnya.
Para atlet dengan usianya yang masih muda, ternyata memiliki semangat luar biasa dan tak jarang yang masih kecil U-11 juga tekniknya sudah cukup bagus.
Maria berharap para atlet hasil Audisi Umum mampu mencetak sejarah baru di Olimpiade dan menjaga mata rantai regenerasi atlet putri di Indonesia.
"Semoga capaian yang pernah saya raih, maupun Gregoria Mariska Tunjung pada Olimpiade dapat terus berlanjut bahkan lebih tinggi dengan meraih medali emas di Olimpiade," tutur peraih medali emas Sea Games Perseorangan 2007.
Sementara, peserta yang datang jauh-jauh dari Kota Samarinda Kalimantan Timur Keanu Al Fathir Rahadi, rela mengarungi perjalanan melelahkan secara fisik demi mewujudkan cita-cita sebagai atlet PB Djarum.
"Senang sekali bisa mengikuti Audisi Umum PB Djarum tahun ini karena saya sangat ingin masuk karantina dan diterima sebagai atlet binaan PB Djarum," tegasnya. --(Trq)--