KRjogja.com - YOGYA – Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) XI pada Kamis, 3 Oktober 2024, di Royal Ambarrukmo Yogyakarta.
Acara ini akan menjadi momen penting bagi lebih dari 140 perusahaan penyamakan kulit dari seluruh Indonesia, yang mencakup industri skala kecil, menengah, hingga besar.
Sekjen DPD APKI DIY-Jateng, Aris Sudiyanto, menyatakan bahwa industri manufaktur, termasuk sektor kulit dan alas kaki, merupakan mesin penggerak utama perekonomian Indonesia.
"Tercatat, proporsi investasi industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki mencapai 40%. Industri manufaktur di dalam negeri terus berupaya bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global," ujar Aris saat bertemu dengan jajaran direksi PT BP KR di Yogyakarta, Selasa (17/9/2024).
Munas APKI yang digelar setiap tiga tahun ini akan dihadiri peserta dari berbagai daerah, termasuk DIY-Jateng, Jabodetabek, Jabar, Garut, Magetan, Jatim, dan Padang Panjang.
Rangkaian acara meliputi paparan dan dialog mengenai leather sustainability, serta business matching antara industri kulit dengan industri alas kaki dan barang jadi kulit. Puncak acara Munas adalah pemilihan Ketua Umum (Ketum) untuk periode 2024-2027.
Tema yang diusung dalam Munas APKI XI kali ini adalah "Sinergi Mewujudkan Industri Kulit Indonesia Berkelanjutan", dengan fokus pada kolaborasi dan sinergi untuk menciptakan industri kulit yang maju dan berdaya saing tinggi di tengah persaingan ekonomi global.
Salah satu pencapaian penting APKI saat ini adalah pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di kawasan Industri Penyamakan Kulit Piyungan, Bantul, yang mulai beroperasi pertengahan tahun 2024.
"IPAL komunal ini menjadi wujud nyata dukungan pemerintah dalam menciptakan industri kulit yang ramah lingkungan," tutup Aris. (*)