KRJogja.com, KUDUS – Milklife Soccer Challenge (MLSC) 2025 kembali digelar sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem sepak bola putri Indonesia. Turnamen ini dimulai dari Kudus dan Semarang hingga 19 Februari, kemudian dilanjutkan di Surabaya (19-23 Februari), Solo, Yogyakarta (April), serta Bandung, Jakarta, dan Tangerang (Mei).
Turnamen ini tak hanya menghadirkan kompetisi kategori KU 10 dan KU 12, tetapi juga Festival SenengSoccer untuk usia 6-8 tahun (KU 8). Festival ini menjadi wadah bagi anak-anak perempuan untuk mengenal sepak bola sejak dini dalam suasana yang menyenangkan, tanpa tekanan kompetisi.
Di Kudus, MLSC digelar di Supersoccer Arena dan Lapangan Porma, dengan 142 tim dari 1.547 siswi MI dan SD yang berasal dari Kudus, Demak, Rembang, Pati, dan Jepara.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menegaskan bahwa Festival SenengSoccer menjadi fondasi penting dalam regenerasi pesepakbola putri Indonesia.
"Kami ingin memastikan bahwa regenerasi pesepakbola putri dimulai dengan fondasi yang kuat. Festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi bagian dari upaya membentuk pemain berbakat dari level paling dasar," ujar Yoppy.
Head Coach Milklife Soccer Challenge, Timo Scheunemann, menambahkan bahwa program ini mengenalkan latihan fisik dan teknik dasar sepak bola secara menyenangkan. Peserta diajak melakukan tantangan seperti lari zig-zag, dribbling bola, serta tendangan dan lompatan melewati rintangan, yang bertujuan mengasah koordinasi, kecepatan, dan daya tahan fisik.
Di Kudus, Festival SenengSoccer diikuti 185 peserta dari 32 sekolah. Salah satu pelatih sepak bola putri, Anam Prastyo, optimistis festival ini akan membuka lebih banyak peluang bagi anak-anak perempuan untuk mengembangkan minatnya.
"Festival seperti ini penting untuk memberikan motivasi. Anak-anak bisa merasakan keseruan bermain sepak bola tanpa tekanan pertandingan, sehingga semakin mencintai olahraga ini," ujarnya.
Melalui ajang Milklife Soccer Challenge 2025 dan Festival SenengSoccer, Djarum Foundation berkomitmen untuk terus mengembangkan sepak bola putri Indonesia secara berjenjang dan berkelanjutan.
Selain sebagai olahraga, sepak bola juga menjadi sarana pembentukan karakter, kedisiplinan, serta penguatan mental bagi generasi muda. Harapannya, dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia dapat memiliki tim sepak bola putri yang kuat dan kompetitif di kancah internasional. (trq)