PLN EPI Perluas Tanaman Biomassa di Cilacap

Photo Author
- Jumat, 9 Mei 2025 | 20:20 WIB
Kepala Desa Keleng Kecamatan Kesugihan Cilacap, Arsidi dan Tim PLN EPI menunjukan serbuk tanaman Kaliandra untuk memasok kembutuhan bahan bakar PLTU PLN Indonesia Power Jateng 2  (Ist)
Kepala Desa Keleng Kecamatan Kesugihan Cilacap, Arsidi dan Tim PLN EPI menunjukan serbuk tanaman Kaliandra untuk memasok kembutuhan bahan bakar PLTU PLN Indonesia Power Jateng 2 (Ist)

Krjogja.com, CILACAP - PLN Energi Primer Indonesia (EPI) terus meningkatkan penggunaan biomassa sebagai pengganti batubara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Bunton Adipala, Cilacap milik PLN Indonesia Power Jateng 2, dengan memperluas area tanaman biomassa pada 3 kecamatan di Cilacap.

Terdiri Kecamatan Kesugihan, Jeruklegi dan Kawunganten. "Karena kebutuhan biomassa melalui metode cofiring pada PLTU itu sekitar 10 persen, namun diketahui baru sekitar 3-4 persen yang terpenuhi,"ujar Khalda Az Zahra, Officer Pengemban.gan Bisnis Biomassa PLN EPI, Kamis (08/05/2025).

Baca Juga: Kerjasama Unimus-Undip-NUS Singapura, Gelaran Summer Course Bidang Kelautan

Menurutnya, dalam memperkuat rantai pasok biomassa ke PLTU PLN Indonesia Power pihaknya bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) dan Bumdes yang fokus pada pengembangan Hutan Tanaman Energi (HTE).

"Pada ketiga kecamatan di Cilacap, telah dikembangkan penanaman Kaliandra dan seluas 106 hektar"lanjutnya. Luas tanaman bioenergi pada 3 kecamatan di Cilacap itu akan diperluas 90 hektar.

Dijelaskan, ada dua jenis tanaman biomassa atau bioenergi yang dikembangkan di Cilacap. Terdiri tanaman Kaliandra dan Gamal atau Nirisidi atau Sirsida. Kedua tanaman itu cukup tinggi kandungan energinya.

Baca Juga: Ayo Ikutan Sekolah Umrah 1, Bersama KR dan Latifa

Disisi lain mudah dikembangkan karena untuk tanaman Gamal pengembangbiakannya sangat gampang, cukup dengan steknya. Masyarakat sudah terbiasa menggunakannya untuk pagar batas pekarangan maupun halaman. Sedang Kaliandra itu merupakan tanaman perdu yang gampang tumbuh dimana saja.

Andi dari Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) IPB mengatakan, dalam budidaya tanaman bioenergi itu harus diperkuat dulu kelembagaannya. Baik itu kelompok tani maupun bumdesnya, sehingga mempermudah dalam pengembangan maupun pendistribusian hasil produksinya.

"Sebaiknya suatu PLTU memiliki alat pengolah tanaman biomassa sehingga lebih mudah dalam pengadaannya. Akan tetapi karena pihak PLTU juga sibuk dengan kegiatan lain, sehingga PLTU hanya mau menerima olahannya saja,"katanya.

Di Cilacap, bumdes yang sudah memiliki mesin pencacahnya baru di Desa Keleng Kecamatan Kesugihan, Cilacap.

Menurutnya, budidaya tanaman Kaliandra dan Gamal yang bekerja sama IPB dan PLN EPI di Cilacap dimulai tahun 2021 melakukan kajian dan tahun 2022 study kelayakannya. Karena dari kajian dan study kalayakan tersebut didapatkan 3 kecamatan di Cilacap yang dapat dikembangkan budia daya tanaman biomassa. Terdiri Kecamatan Kawunganten, Jeruklegi dan Kesugihan.

"Dan di Desa Keleng Kecamatan Kesugihan menjadi kebun pioneernya," tambahnya.

Kepala Desa Keleng Arsidi mengakui ada pendapatan baru dengan mengembangkan tanaman Kaliandra dan Gamal, karena dari hasil produksi tanaman Kaliandra bisa diolah di Bumdes setempat dan langsung dikirim ke PLTU Adipala milik PLN Indonesia Power Jateng 2.

Pada usia tanaman 1-1,5 tahun tanaman Kaliandra sudah bisa dipanen, kemudian diolah di Bumdes yang ada dan selanjutnya dikirim PLTU. Satu rumpun Kaliandra dapat menghasilkan serbuk sekitar 6-8 kg.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Khitan Massal Warnai Perayaan HUT Pertamina di Cilacap

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:55 WIB

Dipercepat, Pembebasan Tanaman Semusim di Kendeng

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:00 WIB

Curanmor Paling Dominan Jadi Tindak Kriminal di Blora

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:30 WIB

Pelatihan Jinakan AI Agar UMKM Melek Teknologi

Rabu, 3 Desember 2025 | 15:10 WIB
X