Krjogja.com-KUDUS- Kota Kudus mencetak sejarah sebagai tuan rumah pertama Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri 2025, yang akan digelar pada 11 hingga 26 Oktober mendatang.
Acara bergengsi ini merupakan hasil kerja sama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat bersama Bakti Olahraga Djarum Foundation, menghadirkan 2.656 atlet dari 38 provinsi di seluruh Indonesia untuk bertanding dalam 10 cabang olahraga bela diri murni.
Ke-10 cabang bela diri yang dipertandingkan adalah Karate, Tarung Derajat, Ju-Jitsu, Pencak Silat, Taekwondo, Gulat, Judo, Sambo, Wushu, dan Shorinji Kempo.
Ajang ini tidak hanya menjadi arena kompetisi, tetapi juga wadah penting untuk memajukan olahraga bela diri sebagai bagian dari tradisi dan budaya Indonesia yang telah mengakar kuat di masyarakat.
Ketua Panitia PON Bela Diri Kudus 2025, Ryan Gozali menyatakan antusiasmenya menyambut para atlet, ofisial, federasi olahraga, perangkat pertandingan, hingga para suporter dan wisatawan yang akan memeriahkan pesta olahraga ini.
"PON Bela Diri di Kudus akan menjadi tonggak baru dalam dunia olahraga di Indonesia."
"Kami berkomitmen mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik mungkin demi suksesnya penyelenggaraan," ujarnya pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Djarum Arena 2 dan 3 di Kaliputu ditetapkan sebagai pusat pertandingan.
Sementara Alun-alun Simpang Tujuh disiapkan sebagai venue aktivitas dan tempat pelaksanaan opening ceremony yang dijadwalkan berlangsung meriah pada 11 Oktober.
Kemeriahan sudah mulai terasa sejak sepekan sebelum acara, dengan diadakannya launching event pada 5 Oktober berupa pembentangan tifo raksasa berukuran 50x25 meter di Alun-alun Simpang Tujuh. Tifo yang dirancang oleh seniman lokal, menggambarkan semangat masa depan Indonesia yang gemilang melalui prestasi di bidang bela diri.
Selama lima hari setelah launching event, masyarakat dapat menikmati berbagai pertunjukan seni bela diri yang menambah semarak acara dan mengajak warga turut merasakan keindahan dan kekuatan seni bela diri Indonesia.
"Selain memastikan fasilitas dan perangkat pertandingan yang memadai, kami juga ingin menampilkan nilai seni dan budaya yang melekat pada olahraga bela diri," terang Ryan.
Dia menambahkan, penyelenggaraan PON Bela Diri juga didesain sebagai kejuaraan multi-event dengan konsep sport tourism, yang tidak hanya mengangkat prestasi atlet tetapi juga menjadi sarana promosi budaya dan pariwisata.