TEGAL, KRJOGJA.com - Problem kota pantai seperti Kota Tegal, menjadi langganan banjir saat musim penghujan. Seperti yang terjadi sekarang, di sejumlah sudut kota 'bahari' itu kebanjiran. Salah satunya di wilayah Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat.
Meskipun tahun 2021 ini ada banyak proyek pembuatan dan normalisai saluran air dan di wilayah Kelurahan Tegalsari sebagai tetangga Kraton, ada embung untuk menampung air hujan, namun tetap saja Tegalsari dan Kraton dikepung banjir.
Di wilayah Kraton ada beberapa titik yang menjadi langganan banjir,salah satunya di wilayah RT 08 RW III. Meski demikian hingga kini belum ada solusi yang tepat guna. Namun beberapa tokoh warga setempat menginginkan ada sodetan saluran air dari belakang masjid Baitush Sholihin ke saluran di jalan Sawo.
"Solusi yang tepat guna buatkan sodetan saluran ke jalan Sawo, mama air Dari wilayah RT 8 itu akan mengalir ke saluran jalan Sawo, bahkan dapat mengalirkan air dari Gang satu dan Gang tiga," ujar Drs Agus Santoso MM yang juga mantan Kepala Dinas Kelautan Pemkot Tegal.
Demikian juga menurut Sekretaris RT 8, RW III, Edi Suroko, pihaknya pernah mwngusulkan sodetan itu ke Lurah Kraton, namun sampai kini belum dipenuhi.
"Untuk itulah says mints agar Ada sodetan ke jalan Sawo agar bsa mengatasi banjir di wilayah ini, kalau tidak ada sodetan sampai kapanpun akan tetap banjir," ujar Edi.
Sementara tokoh warga setempat, Djoko Sundoro, manyayangkan pelaksanaan normalisasi saluran air di sepanjang Gang 3, yang dinilai tidak jelas alur air mengalirnya, sehingga saat hujan besar mudah banjir.
"Kalau salurannya dialirkan ke saluran jalan Asem Tiga tentu bisa mengatasi banjir, sekarang yang ada tidak jelas alurnya, sedangkan saluran yang ke utara tersumbat kotoran dan saluran di belakang masjid Sudan tertutup bangunan rumah warga, akhirnya di kampung saya ini jadi langganan banjir," kata Djoko yang mantan pengawai PU Pengairan Pemali - Comal, Rabu (24/11/2021).
Menurut Djoko, normalisasi saluran di Gang 3, juga menutup pralon dari rumahnya sehingga air dari rumahnya tidak lancar mengalir.
"Karena itu saya keberatan saluran ditutup dengan beton, sebelum pralon dari rumah saya diberi lubang dulu," tegas Djoko.
Sedangkan Ketua RT 08, Sartono mengatakan, pekerjaan belum selesai, namun beberapa hari pekerjanya libur, sedangkan tumpukan lumpur masih berada di tepi saluran dan saat banjir ada lumpur yang masuk lagi ke saluran.
"Semoga saja nanti kalau pekerjaan sudah selesai, hasilnya rapi dan saya sudah minta agar lumpur diangkut ke tempat lain supaya tidak masuk lagi ke saluran dan tidak mengganggu pengguna jalan," ujar Sartono.(Ryd)