Salah satu komponen pembentukan literasi adalah perubahan paradigma perpustakaan. Yang bukan lagi sekedar berfungsi sebagai pengoleksi dan pelayan seluruh bahan bacaan tercetak maupun terekam, namun memainkan peran layanan yang lebih luas dalam inklusi sosial.
Transformasi layanan berbasis inklusi sosial memungkinkan terjadinya proses peralihan pengetahuan (transfer knowledge) sehingga proses literasi tetap berkesinambungan.
Suka tidak suka, kita perlahan memasuki era industri 4.0 dimana terjadi percepatan teknologi. Nyaris semua sektor berkembang pesat dengan inovasi. "Dunia berkembang dengan imajinasi. Teknologi artificial intelligence banyak mendominasi sektor kehidupan. Makanya, kompetensi menjadi mutlak dimiliki agar kualitas SDM dapat bersaing tanpa keraguan, " kata Syarif Bando.
Semebtar itu, Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani, dirinya mendukung program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Sani mengatakan perpustakaan secara umum adalah jembatan informasi. Jadi, siapapun bisa memperoleh manfaat luas dari keberadaan perpustakaan dimanapun.