pantura

Pekalongan Waspadai Demam Berdarah di Musim Kemarau

Minggu, 30 Juni 2019 | 01:30 WIB

PEKALONGAN, KRJOGJA.com - Memasuki musim pancaroba, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pekalongan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, saat musim peralihan ini lah kasus DBD biasanya meningkat.

Kepala Dinkes Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwi Antoro kepada media menyatakan, kasus demam berdarah pada tahun 2019 ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2018. Menurutnya, dari Januari hingga Juni 2019 ini sudah ada 132 kasus demam berdarah di Kabupaten Pekalongan.

Oleh karena itu, Setiawan mengimbau masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah mencegah penularan penyakit demam berdarah. Ada dua upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi serangan demam berdarah, yakni fogging dan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Fogging atau pengasapan, kata dia, dilakukan oleh Dinkes untuk memberantas nyamuk dewasa. Sedangkan PSN dilakukan oleh masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk di lingkungannya masing-masing.

“Fogging salah satu upaya kita untuk memutus mata rantai penularan DB. Diutamakan PSN, karena fogging yang mati hanya nyamuk dewasa saja. Jika sarang nyamuknya yang diberantas, maka telur-telurnya juga mati. Dua-duanya harus jalan, apalagi di daerah endemis DB. Namun semuanya harus diwaspadai dengan konsep PSN dan fogging,” tandas dia, Sabtu (29/6/2019).

Setiawan ke depannya akan meminta agar fogging merupakan alternatif terakhir yang harus dilakukan jika di lokasi itu ditemukan kasus DB.

Penyakit DB ini harus ditegakan berdasarkan uji laboratorium yang menyatakan itu benar demam berdarah, agar penyakit ini tidak menular. “Kita membunuh yang dewasa dengan fogging, masyarakat memberantas sarang nyamuknya. Fogging tidak semua orang bisa melakukan karena formulanya harus ahli di bidangnya. Itu racun. Jika cara melakukannya tidak tepat bisa menghantam orang yang melakukan fogging,” katanya.

Dalam melakukan fogging, lanjut dia, harus memperhatikan waktu, arah angin, dan pertimbangan lainnya. Masyarakat juga harus dikondisikan jika akan dilakukan fogging, seperti harus menutup makanan di meja dan ke luar dari dalam rumah. “Waktu fogging pada pagi hari saat nyamuk ada di dalam, sehingga nyamuk belum terbang ke mana-mana. Nyamuk aktifnya juga pagi dan sore hari,” terang dia.

Halaman:

Tags

Terkini

Khitan Massal Warnai Perayaan HUT Pertamina di Cilacap

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:55 WIB

Dipercepat, Pembebasan Tanaman Semusim di Kendeng

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:00 WIB

Curanmor Paling Dominan Jadi Tindak Kriminal di Blora

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:30 WIB

Pelatihan Jinakan AI Agar UMKM Melek Teknologi

Rabu, 3 Desember 2025 | 15:10 WIB