KUDUS, KRJOGJA.com - Seniman Sha Ine Febriyanti memperlihatkan talentanya di bidang seni pertunjukan. Kepiawaiannya ditunjukkan dalam pentas monolog untuk Cut Nyak Dhien yang berlangsung di Auditorium Universitas Muria Kudus (UMK), Kamis (28/6/2018) malam. Ine mengadakan roadshow pertunjukkan serupa di sepuluh kota di Indonesia. Pentas monolog Cut Nyak Dhien tersebut didukung Bakti Budaya Djarum Foundation.
Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Andrian mengatakan, kegiatan diawali mulai 27 April 2018 di Gianyar Bali. Kemudian Mei digelar di Makassar, Solo, dan Surabaya. Bulan Juni, Cut Nyak Dhien digelar di Kudus sebelum ke Tasikmalaya, serta Bandung pada awal Juli, dan Medan akhir Agustus.
"Pentas diakhiri di Padang dan Padang Panjang, September 2018," ungkapnya, Jumat (29/6/2018).
Dalam pementasan Cut Nyak Dhien di Kota Kretek, Ine juga mendapat dukungan Forum Apresiasi Sastra dan Budaya Kudus (FASBuK), bekerja sama dengan Kajian Kreativitas Seni Obeng Fakultas Teknik UMK.
Monolog Cut Nyak Dhien mengangkat sisi perempuan asal Aceh itu sebagai seorang istri dan ibu yang tidak goyah ketika kehilangan menghampiri kehidupannya. Dikenal sebagai perempuan pejuang perkasa, Cut Nyak Dhien tak pernah menunjukkan kepedihan hati maupun dukanya saat ditinggal pergi orang terkasih, sang suami Teuku Ibrahim ataupun Teuku Umar.
Sebagai seorang ibu, Cut Nyak Dhien tetap terlihat tegar di depan anaknya. Juga di depan mereka yang membutuhkan tuntunan dan kepemimpinannya.
Selain pertunjukan monolog Cut Nyak Dhien, digelar workshop untuk para generasi muda teater Kudus dan sekitarnya. Dalam workshop, pengunjung diberikan materi tentang pemeranan dan pengkreasian dalam teater monolog.
Sementara, Ine Febriyanti mengaku ingin menularkan pengalaman dalam dunia seni peran, berbagi semangat, ilmu dan segala hal yang berkaitan dengan teater. “Kami berharap akan muncul bibit-bibit baru di generasi berikutnya,†katanya.(Trq)