Lima challenge tersebut dirancang untuk melatih kemampuan teknik dasar maupun penguasaan bola atau ball mastery.
Skill Challenge merupakan hal paling dasar dalam bermain sepak bola yang nantinya akan berguna saat para siswi bertanding dalam sistem kompetisi.
“Semua hal di Skill Challenge sangat berhubungan dengan pertandingan," jelas Timo.
Hal itu karena, teknik penguasaan bola atau ball mastery merupakan teknik dasar tahap pertama yang harus dikuasai ketika mulai bermain bola.
"Bagaimana pemain bisa mengolah bola, lalu bola bisa mengikuti kemauan kita, dan menyentuh bola dengan semua sisi kaki."
"Jadi kita ingin melihat sejauh mana perkembangan kemampuan para siswi,” kata Timo
Menurut Timo, dalam proses talent scouting, Skill Challenge membantu untuk melihat talenta para pemain putri apakah memiliki kelebihan tertentu dalam bermain sepak bola.
Sementara itu, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan, MSC-Kudus Series 2 kembali berhasil melahirkan sejumlah atlet baru bertalenta dari siswi SD dan MI asal Kabupaten Kudus dan sekitar.
Sepanjang turnamen yang berlangsung selama sepekan mulai 10-15 Juni 2024, diwarnai kejutan dengan munculnya kekuatan tim- tim baru.
Namun demikian, perjuangan tim- tim baru itu belum mampu menembus hingga babak simifinal dan final.
"Ini menjadi tantangan tim- tim baru untuk meningkatkan kemampuannya agar dapat mematahkan dominasi tim- tim lama," ucap Yoppy.
Selain Kudus, kota berikutnya yang akan menjadi tempat penyelenggaraan MSC yaitu Bandung dan Yogyakarta.
Juga kota besar lain di Pulau Jawa, yaitu Surabaya, Semarang, Solo, Tangerang dan Jakarta.
"Dari penyelenggara MSC yang tersebar di delapan kota tersebut, kami berharap akan lahir talenta- talenta pesepak bola putri yang kelak bisa mengharumkan Indonesia di kancah sepak bola dunia wanita," ujarnya.
Hingga saat ini, perkembangan sepak bola putri MSC cukup signifikan dan memberikan harapan akan lahirnya atlet- atlet berbakat yang kelak akan menjadi kekuatan tim nasional Indonesia.