Krjogja.com - DEMAK - Masyarakat di Kabupaten Demak, khususnya yang tinggal di Kecamatan Karang Tengah, desa Tambak Bulusan, kembali memiliki harapan untuk mengelola obyek wisata Istambul di desa tersebut, Setelah PT Telkom membangun kembali obyek wisata tersebut menjadi lebih menarik.
Direktur Utama PT Telkom Ririek Adriansyah, Jumat (15/11) mengawali aksi restorasi Pantai Gragah, Demak, di Kawasan obyek wisata Istambul, dengan menanam ribuan bibit mangrove. Telkom berharap dengan aksi restorasi ini obyek wisata Istambul akan kembali mengalami kejayaan seperti sebelum covid.
Ririe mengatakan TelkomGroup akan melakukan upaya untuk memulihkan ekosistem di Kawasan tersebut yang rusak. Upaya untuk menghidupkan kembali obyek wisata Istambul bertujuan untuk memulihkan kegiatan ekonomi masyarakat sekitar obyek wisata.
“TelkomGroup serius untuk melakukan restorasi di Kawasan Istambul, dan tidak sekedar sebagai symbol. Telkom serius untuk melakukan perubahan yang berkelnjutan di desa Tambak Bulusan ini. Namun kami tidak bisa sendirian dalam melakukan restorasi ini. Telkom membutuhkan dukungan banyak pihak terkait,” tutur Ririek.
Masyarakat desa Tambak Bulusan memberi nama Kawasan ini sebagai Kawasan wisata Istambul (Istana Tambak Bulusan) karena dinilai memiliki daya Tarik kuat. Istambul memiliki obyek wisata pantai Glagah Wangi yang sangat eksotis, khususnya pada sore hari. Wisatawan bisa menyaksikan keindahan suasana saat matahari tenggelam.
Pantai Glagah Wangi Istambul memiliki didukung oleh fasilitas memadai seperti lahan parkiran cukup luas, air bersih, gazebo, perahu, musala, dan spot-spot foto yang menjadi daya Tarik tersendiri. Di pantai ini ditampilkan dua maskot bernama Tam-tam si Kepiting dan Bul-bul si Udang yang yang cukup menarik.
Kepala desa Tambak Bulusan Ahmad mengakui, sebelum covid, wisata Istambul menjadi salah satu obyek yang banyak dikunjungi wisatawan. Setiap bulan pengelola bisa mendapatkan pemasukan hingga Rp 350 juta. Dengan dana tersebut pengelola memiliki dana cukup untuk merawat dan mengembangkan Istambul.
“Namun setelah covid, pengunjung di obyek wisata Istambul ini mulai berkurang, dan puncaknya pada tahun 2021 lalu, Istambul tidak dikunjungi oleh wisatawan, sehingga pengelola tidak memiliki anggaran untuk perawatan, sehingga obyek wisata menjadi kotor dan banyhak sampah,” tutur Ahmad. (Bdi)