pantura

Banjir Parah di Tegal: Puluhan Warga Mengungsi, Volder Jadi Sorotan

Sabtu, 18 Januari 2025 | 20:30 WIB
Seorang nenek diungsikan ke rumah saudaranya. (Riyadi).

KRjogja.com, TEGAL – Banjir besar melanda Kota Tegal pada Sabtu (18/1/2025), memaksa puluhan warga mengungsi ke tempat aman. Kondisi ini menyebabkan warga mulai mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti flu, batuk, suhu badan meningkat, tekanan darah tinggi, dan masuk angin. Beberapa titik genangan air bahkan mencapai kedalaman hingga 1 meter, terutama di bawah flyover Kalinyamat Kulon.

Lurah Kalinyamat Kulon, Arinto SIP, mengungkapkan bahwa 14 warganya telah diungsikan ke SDN Kalinyamat Kulon, tempat di mana dapur umum dan tim kesehatan dari Puskesmas Margadana juga tersedia. “Alhamdulillah, di pengungsian ini ada dukungan tim kesehatan dan dapur umum untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi,” jelas Arinto.

Namun, kebutuhan mendesak seperti makanan siap saji, obat-obatan, selimut, dan matras masih menjadi prioritas utama. Petugas BPBD Tegal melaporkan beberapa pengungsi juga mengalami sakit karena kedinginan dan kurangnya fasilitas memadai di tempat pengungsian.

Menurut data BPBD Kota Tegal, banjir melanda hampir seluruh kecamatan di wilayah tersebut, termasuk Tegal Barat, Tegal Timur, Margadana, dan Tegal Selatan. Beberapa wilayah yang terdampak parah antara lain:

  • Tegal Barat: Kelurahan Kraton, Pesurungan Kidul, Kalinyamat Kulon, Tegalsari, Pekauman, dan Kemandungan.
  • Tegal Timur: Kelurahan Slerok, Mintaragen, dan Panggung.
  • Margadana dan Tegal Selatan: Kelurahan Randugunting menjadi salah satu yang paling terdampak dengan ketinggian air mencapai 75 cm di jalan umum dan 30-45 cm di dalam rumah warga.

Salah satu pengungsi, Marsigit SPd dari Kelurahan Randugunting, mengungkapkan bahwa air tidak hanya menggenangi jalan tetapi juga masuk ke rumah-rumah. Selain itu, 13 jiwa diungsikan ke musala Al Mukarom di Panggung, 5 jiwa ke Pos Ronda RT 9 RW IX Mintaragen, dan 14 jiwa lainnya ke musala Rodhatul Muttaqin di Mintaragen.

Anggota DPRD Tegal, Sugiyono, menyatakan bahwa banjir menjadi risiko yang tak terelakkan bagi daerah pesisir seperti Tegal, mengingat daratan yang sejajar dengan permukaan laut. Namun, ia menegaskan perlunya upaya mitigasi yang lebih serius.

“Pemerintah harus rutin mengeruk sungai kecil dan saluran air, serta memastikan volder dan mesin pompa air berfungsi dengan baik,” tegasnya.

Ketua LPMK Kraton, DR Dino Rosano, juga menyoroti masalah di Perumahan Rambutan, Kraton, yang menjadi langganan banjir meskipun sudah ada volder di Tegalsari. Ia menekankan perlunya perawatan dan pemeliharaan mesin pompa air agar berfungsi optimal selama musim hujan.

Saat ini, dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk membantu warga yang terdampak banjir. Selain itu, edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjadi langkah penting untuk mencegah banjir semakin meluas. (Ryd)

Tags

Terkini

Khitan Massal Warnai Perayaan HUT Pertamina di Cilacap

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:55 WIB

Dipercepat, Pembebasan Tanaman Semusim di Kendeng

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:00 WIB

Curanmor Paling Dominan Jadi Tindak Kriminal di Blora

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:30 WIB

Pelatihan Jinakan AI Agar UMKM Melek Teknologi

Rabu, 3 Desember 2025 | 15:10 WIB