KRjogja.com - JEPARA - Pesisir di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah kini dalam ancaman abrasi yang terus terjadi dan menghantui warga sekitar. Parahnya lagi, abrasi pantai yang menggerus daratan juga mengancam keberadaan sejumlah desa di kabupaten yang dikenal sebagai Kota Ukir ini.
Jika abrasi tak segera tertangani secara cepat, maka desa-desa yang berada di sepanjang pesisir wilayah Bumi Kartini dipastikan tenggelam. Persoalan ini pun menjadi perhatian khusus Pemkab Jepara.
Bupati Jepara Witiarso Utomo secara khusus datang langsung di Desa Menganti, Kecamatan Kedung yang berada di wilayah pesisir. Selama sehari, Witiarso pun rela ‘Ngantor di Desa’ Menganti pada Selasa (17/6/2025).
Baca Juga: Mau Jadi Brand Ambassador Fashion? Ikuti Pemilihan Putra Putri Adikarang 2025
Ancaman abrasi menjadi prioritas utama di Kabupaten Jepara. Dari identifikasi dan pemantauan yang dilakukan, ada enam desa yang rawan tenggelam akibat abrasi. Desa tersebut adalah Desa Tanggultlare, Kalianyar, Panggung hingga Bulak Baru.
Bahkan dua dari enam desa itu, kini wilayah daratannya sudah dalam kondisi parah. Salah satunya menimpa Dukuh Tlare Desa Tanggultlare. Saat ini jarak pedukuhan tersebut dari bibir pantai sekitar 200 meter.
“Fokus kita yang utama dalam ngantor di desa kali ini yakni abrasi. Desa Tanggul Tlare dan Bulak Baru berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan berpotensi hilang,” ujar Bupati Witiarso.
Baca Juga: Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Mulai 29 Juni 2025 untuk 3.252 Formasi
Witiarso mengaku segera mengajukan bantuan ke pemerintah pusat agar ada perhatian khusus dalam penanganan abrasi di wilayah pesisir Jepara. Pihaknya membutuhkan sabuk pengaman pantai, agar dua desa tersebut tidak hilang digerus abrasi.
Witiarso menyebut bahwa usulan pembangunan sea wall atau tanggul laut hingga wilayah Jepara, juga diusulkan terkait penanganan abrasi. Pihaknya berharap Pemerintah Pusat segera merealisasikannya oleh pemerintah pusat.
Sementara itu, Petinggi Desa Tanggul Tlare, Kosnadi mengungkapkan bahwa ancaman abrasi di wilayah desa yang dipimpinnya bukanlah hal baru. Ancaman abrasi mulai terasa sejak tahun 1988 silam.
Baca Juga: Kangen Dolan Teras Malioboro 2025, Jajanan Pasar Kangen Bisa Dinikmati Pengunjung, Catat Tanggalnya
“Dahulu ada dukuh yang berjarak dua kilometer dari bibir pantai, namun kini sudah terkena abrasi dan direlokasi. Waktu itu sekitar 150 KK dipindahkan,” terang Kosnadi.
Saat ini, jarak dukuh terdekat ke bibir pantai tinggal sekitar 200 meter. Jika tidak ada penanganan serius, diperkirakan dalam 10 tahun ke depan, Dukuh Tanggul Tlare akan tenggelam sepenuhnya.