KRjogja.com - PEMALANG – Semangat gotong royong untuk kesehatan keluarga tampak jelas dalam kegiatan sosialisasi jamu tradisional yang digelar oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Alma Ata (UAA) bekerjasama dengan tim penggerak PKK Desa Kaligelang. Acara digelar pada Minggu (7/9/2025) sore di Balai Desa Kaligelang.
Kegiatan yang mengusung tema “Peran PKK dalam Meningkatkan Kesehatan Keluarga melalui Sosialisasi Jamu Tradisional” ini bukan sekadar teori. Puluhan ibu-ibu PKK secara antusias mengikuti pelatihan praktis membuat Jamu Tseruni Bunga Telang dan Kunyit Asam. Tseruni merupakan ramuan tradisional yang terbuat dari Bunga Telang dan dikenal berkhasiat dalam menyegarkan badan, mengurangi pegal linu, menjaga daya tahan tubuh, meningkatkan fungsi otak, antioksidan dan mengontrol gula darah.
Baca Juga: Profil Anggito Abimanyu: Mantan Pengelola Dana Haji yang Siap Duduki Kursi Ketua LPS
"Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja unggulan dari KKNT-UAA yaitu Pembuatan Minuman Sehat (Pembuatan Jamu Tradisional) kepada ibu-ibu PKK. Fungsi dari jamu dapat memiliki banyak khasiat termasuk mengontrol penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus. Kami ingin ibu-ibu tidak hanya konsumen, tetapi juga bisa menjadi produsen jamu sehat untuk keluarga sendiri. Dengan memanfaatkan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) di pekarangan, kesehatan jadi lebih terjangkau dan berkelanjutan,” jelas Aulia salah satu mahasiswa KKN-T UAA.
Kolaborasi antara PKK dan mahasiswa KKNT ini dinilai sangat strategis. Sebagai organisasi yang akrab dengan dinamika keluarga, PKK memiliki jangkauan dan pengaruh yang kuat untuk mendorong perubahan perilaku sehat di tingkat rumah tangga. Selain itu kegiatan PKK tidak hanya dalam peningkatan pola hidup sehat, tetapi juga peningkatan keterampilan perekonomian.
“PKK selalu terbuka untuk inovasi, terutama yang menyangkut kesehatan keluarga. Jamu adalah warisan leluhur yang sudah terbukti manfaatnya. Dengan pendampingan dari adik-adik mahasiswa, ilmu ini bisa kami praktikkan dan sebarluaskan,” ujar ibu Nisa, Ketua PKK Desa Kaligelang.
Dalam kegiatan ini Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Isti Chana Zuliyati, S.ST., M.Keb, berharap agar mahasiswa tidak hanya memberikan materi, tetapi juga mengajak peserta langsung praktik mulai dari mengenali bahan, meracik, hingga mencoba hasilnya sendiri. Pendekatan yang komunikatif dan penuh semangat muda berhasil menciptakan atmosfer belajar yang menyenangkan dan mudah diterima. Jamu tidak hanya sebagai warisan budaya tetapi memiliki khasiat yang tinggi untuk kesehatan.
Baca Juga: Agustus - September 2025 di Bantul Ada 40 Penemuan Mayat
“Kami menghimbau bahwa konsumsi jamu harus diminum sesuai dengan takaran, tidak boleh berlebihan, hanya 1-2 gelas perhari, tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil atau pasien yang mengkonsumsi obat pengencer darah, dan untuk orang yang memiliki gangguan lambung akut jamu bisa dikonsumsi setelah makan. Dari beberapa peserta merasa jamu yang selama ini dikonsumsi ternyata dapat dibuat sendiri dan tidak sulit, bahannya juga mudah didapat. Ini bisa jadi peluang usaha juga," jelas Isti Chana Zuliyati.
Kegiatan ini diharapkan tidak berhenti sekali saja, tetapi menjadi trigger bagi ibu-ibu PKK untuk terus mengembangkan pengetahuan dan praktik membuat jamu. “Kami berharap sebelum selesai pelaksanaan KKNT di Desa Kaligelang, kegiatan serupa seperti ini dapat dilaksanakan kembali. Dengan demikian, mereka tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sebagai agen perubahan kesehatan bagi keluarga dan lingkungan sekitar," ungkap ibu Kades Kaligelang. (*)