Krjogja.com - GROBOGAN - Sebanyak 2.397 warga Grobogan mundur
dari penerima bansos melalui proses graduasi. Sebagian di antaranya mundur
setelah rumahnya ditempeli stiker miskin oleh Dinas Sosial setempat.
Rinciannya, yang mundur sebagai penerima bansos secara mandiri
sebanyak 1035 penerima, dan mundur dari Program Pemberdayaan Sosial
Ekonomi (PPSE) sebanyak 1362 penerima.
“Banyak warga yang merasa sudah mampu mandiri sehingga merasa
tidak layak menerima bansos. Namun sebagian setelah rumahnya ditempeli
stiker, dan sebagian lagi sebelum rumah ditempel stiker oleh Dinas Sosial,”
ungkap Kepala Dinsos Grobogan Indri Agus Velawati, Rabu (3/12/2025).
Disebutkan, jumlah penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di
Grobogan tercatat 67.355 KK dan penerima Bantuan Pangan Nontunai (BPNT)
sebanyak 139.807 KK. Sedangkan jumah penerima bansos yang mengundurkan
diri tersebut didata sejak Januari hingga awal Desember 2025.
Menurut Indri, mereka yang mundur merupakan para penerima bansos
dalam PKH dan BPNT. Mereka yang mengundurkan diri keluarga penerima
manfaat (KPM) harus memenuhi beberapa syarat.
“Prosedurnya, pertama harus sejahtera tingkat ekonominya. Kemudian
menandatangani surat pernyataan mundur bermaterai diketahui pendamping
PKH dan pemerintah desa atau kelurahan. Setelah dokumen ditandatangani,
berkas kemudian diproses melalui aplikasi SIKS-NG (Sistem Informasi
Kesejahteraan Sosial Next Generation) yang menjadi sistem pencatatan
nasional,” jelas Indri.
Meski telah mengudnurkan diri dari penerima Bansos, mereka tetap akan
melakukan pendampingan melalui program pemberdayaan agar kemandiriannya
berkelanjutan oleh pendamping PKH serta pemerintah desa atau kelurahan.
Secara wilayah, graduasi tersebar di seluruh kecamatan, dengan
Purwodadi mencatat angka graduasi mandiri tertinggi mencapai 143 KPM,
disusul Geyer 108 KPM, dan Kradenan 103 KPM. (Tas)