Barebow diikuti atlet dengan rata-rata usia di atas 30 tahun.
Setiap divisi mempertandingkan nomor perorangan, beregu putra-putri, serta beregu campuran, sehingga atlet dapat bertanding melawan lawan yang sepadan dan kemampuan mereka terukur secara objektif.
PB Perpani menargetkan kejuaraan ini dapat digelar rutin setiap tahun.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menyampaikan bahwa kejuaraan ini selaras dengan komitmen Djarum Foundation dalam memperkuat ekosistem panahan nasional, khususnya di level usia dini.
"Sejak tahun lalu, MilkLife Archery Challenge rutin digelar dua kali setahun untuk usia dini."
"Kini jenjang pembinaan semakin jelas, dari MilkLife Archery Challenge, Kejuaraan Junior, Kejurnas Antarklub, Seleknas, hingga Pelatnas dan membela Indonesia di level dunia,” tutur Yoppy.
Menurutnya, prestasi Indonesia di SEA Games Thailand 2025, termasuk emas dari nomor Recurve individual, beregu putra-putri, serta Compound individual dan beregu putri, menjadi bukti bahwa pembinaan yang konsisten mampu melahirkan atlet berprestasi.
Indonesia pernah meraih perak Olimpiade Seoul 1988 dan kini kembali berjaya di SEA Games.
"Dengan ekosistem pembinaan yang kuat dan berkelanjutan, kami optimistis panahan Indonesia bisa kembali bersinar hingga Olimpiade," terang Yoppy.
Dari arena pertandingan, pemanah muda DKI Jakarta Galeno Rubyan Ashia tampil gemilang dengan meraih gelar juara Recurve U13 Perorangan Putra setelah menaklukkan Ramdhani Khairul Anwar dari Wibawa Mukti Archery.
"Kunci saya disiplin latihan, konsisten, dan selalu berdoa. Target terdekat masuk Pelatda, mimpi besarnya bisa tampil di Olimpiade," kata Galeno.
Sementara itu, di Recurve U15 Perorangan Putri, Kori Rajwa Nuha Saputro dari Grobogan Archery School keluar sebagai juara usai mengalahkan Alyeva Putri Rafina.
"Saya fokus ke diri sendiri dan latihan setiap hari. Ini jadi sejarah pribadi dan memotivasi saya untuk terus berjuang menjadi atlet Indonesia yang berprestasi di tingkat internasional,” tandasnya. (Trq)