MAGELANG, KRJOGJA.com - Sebanyak 20 ibu-ibu dan pemudi Pedukuhan Candisari Desa Mranggen, Kabupaten Magelang mengikuti pelatihan pengolahan limbh kulit salak menjadi kerajinan. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Menurut Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan UMY Dr Suswanta MSi, program pengabdian ini berupa Pengolahan Limbah Kulit Salak Menjadi Kerajinan Dengan Teknik Decaupe. Tujuan dari program tersebut adalah sebagai bentuk kreasi dan kreativitas masyarakat Dusun Candisari dalam meningkatkan perekonomian. "Hal ini juga didukung dengan potensi yang dimiliki Dusun Candisari dengan banyaknya pohon salak yang menjadikan potensi lain dari yaitu bisa dijadikan tambahan pendapatan bagi masyarakat," kata Suswanta.
Dikatakan Suswanta, potensi lain yang dimiliki dari salak adalah kulitnya. Kulit salak di beberapa tempat telah dijadikan sebagai bahan kerajinan baik itu kaya seni ataupun pun hal lain.
Hal inilah yang menjadi pendorong untuk memanfaatkan potensi yang ada tersebut menjadi sumber   pendapatan   baru   bagi   masyarakat   sehingga   dapat   meningkatkan   taraf   hidup masyarakatnya. Kulit salak bisa dijadikan sebuah karya dengan nilai ekonomi yang tinggi.
Pelatihan kepada penduduk dusun tentang bagaimana cara memanfaatkan potensi Salak Pondoh Dusun Candisari untuk diolah menjadi produk olahan jadi yang dapat diterima oleh masyarakat.
Pelatihan ini akan dilakukan di dusun candisari sebagai pusat kegiatan dengan melibatkan masyarakat terutama ibu-ibu. Kegiatan ini lebih diutamakan ibu-ibu dikarenakan kegiatan yang menjurus kearah kreatifitas lebih cocok dilakukan oleh ibu rumah tangga, faktor lainnya adalah ibu-ibu tidak melakukan pekerjaan sebagai petani yang mengharuskan mereka bolak balik kebun setiap harinya.
Sehingga ibu-ibu memiliki banyak waktu luang yang bisa digunakan untuk memproduksi hasil kerajinan tersebut.Keterbatasan pengetahuan warga Desa Mranggen, akan kebermanfaatan salak, maka tak sedikit masyarakat yang menganggap bahwa salak sebagai buah saja dan membuang kulitnya ke tempat sampah.
Padahal buah salak dapat dibuat menjadi brownies. hal ini dapat menaikan harga salak jika telah diolah menjadi brownies. Masyarakat Mranggen sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini, pelatihan ini mengundang trainer yang berkompeten yakni Ari Erta Kumala H SS selaku Owner dari Omah Salak di Turi dan Ibu Liya Budi H.
Pelatihan pembuatan brownis ini selain memberikan keterampilan baru bagi para ibu di desa Mranggen, juga bertujuan untuk meningkatkan ekonomi keluarga, sehingga kelak sesudah kegiatan pelatihan ini diharapkan mereka bisa brownis sendiri dan dijadikan salah satu sumber pendapatan keluarga untuk menopang kemandirian ekonomi keluarga.
Pelaksanaan Berjalan dengan baik, adanya Pelatihan pembuatan brownis ini selain memberikan keterampilan baru bagi para ibu di desa Mranggen, juga bertujuan untuk meningkatkan ekonomi keluarga, sehingga kelak sesudah kegiatan pelatihan ini diharapkan mereka bisa brownis sendiri dan dijadikan salah satu sumber pendapatan keluarga untuk menopang kemandirian ekonomi keluarga. (*)