SLEMAN, KRJOGJA.com - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melaksanakan Seminar Nasional Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Senin (27/12/2021) di kawasan Kaliurang Sleman. Beberapa hal menarik dibahas, termasuk proses perjalanan MBKM yang telah diterapkan di UMY selama ini.
Prof Dyah Mutiarin, Kepala Lembaga Riset dan Inovasi UMY, mengatakan selama satu tahun terakhir pihaknya telah melaksanakan program kurikulum MBKM untuk 20 prodi di kampus. Menurut dia, program MBKM yang digawangi Kementrian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) sejalan dengan visi UMY yang ingin menjadi universitas berbasis riset.
“Tahun ini kami mengadakan survei dengan responden 16.810 dari seluruh UMY. Ini adalah survei yang kita melihat populasi sangat besar dan menyeluruh. Dosen dan mahasiswa berpartisipasi dalam program ini juga tenaga pendidik. Kami ingin melihat sejauh mana UMY mengimplementasikan MBKM dan ternyata mayoritas masih membutuhkan banyak sosialisasi,†ungkapnya di sela pelaksanaan.
Selama 2021, UMY mendapatkan dana penelitian dan pengabdian dari Kemendikbud Ristek, senilai Rp 1,8 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membantu penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan sivitas akademika UMY termasuk membangun jejaring kampus dengan industri.
“UMY juga menyadari masih belum maksimalnya jejaring dengan industri yang sebenarnya jadi syarat dalam MBKM. Kami juga sedang membangun sistem untuk itu dan harapannya bisa lebih maksimal di tahun 2022 nanti,†sambung dia.
UMY sendiri sudah melakukan evaluasi dari pimpinan universitas, dosen, mahasiswa serta tenaga kependidikan. Di tingkat universitas, UMY masih membutuhkan sosialisasi intensif serta panduan lebih teknis untuk pelaksanaan.
“Kami juga sedang upayakan pemaksimalan kolaborasi mulai mahasiswa, dunia usaha dan industri. Jadi ada transfer of knowledge yang maksimal. Kami akan susun panduan teknis termasuk untuk pertukaran mahasiswa serta dosen untuk membangun jejaring kolaborasi,†tandas dia. (Fxh)