SLEMAN, KRJOGJA.com - Ditreskrimum Polda Jawa Tengah melakukan pemeriksaan sekaligus pendampingan psikologi terhadap keluarga Sweetha Kusuma Gatra Subardiya (33) di Tirtoadi, Mlati Sleman, Senin (21/3/2022).
Sweetha, merupakan tenaga medis yang dibunuh secara tragis oleh kekasihnya, Dony Christiawan (31) asal Rembang, Jawa Tengah.
Dony juga membunuh anak kedua Sweetha, Faeyza (5) yang jenazahnya ditemukan sudah menjadi tengkorak tak jauh dari mayat ibunya di bawah jembatan Tol Semarang - Bawen KM 425Â di wilayah Banyumanik, Kota Semarang. Kedatangan petugas, dipimpin langsung Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Djuhandani Raharjo Puro.
Kabag Psikologi Polda Jateng AKBP Novian menjelaskan, pendampingan psikologi dilakukan terhadap kedua orangtua dan anak pertama korban.
"Kegalauan-kegalauan itu masih ada, makanya kita berikan motivasi agar menerima ini sebagai kejadian dan kodrat Ilahi," tandasnya.
Sementara itu Djuhandani mengatakan, motif pembunuhan terhadap Sweetha ada dua, pertama karena asmara yakni tersangka cemburu. Kedua karena korban sering menanyakan anaknya dimana? Anaknya mana? Padahal anaknya yang ikut dengan tersangka, sudah meninggal karena dianiaya oleh lelaki tersebut.
Sedangkan motif pembunuhan terhadap anak Sweetha, karena balita tersebut sering rewel selama diasuh oleh tersangka. Emosi, tersangka menyiksa korban dengan cara menganiaya, mengunci di kamar tanpa diberi makan.
Balita malang itu, kemudian dibuang 20 Februari atau sehari setelah diketahui meninggal akibat penganiayaan oleh tersangka. Sebelum dibuang, tersangka terlebih dahulu membuka pakaian korban, kemudian melempar tubuh mungil balita itu ke bawah jembatan tol.
Djuhandani membenarkan jika tersangka juga merupakan tenaga medis yang saat kenalan dengan korban dan keluarganya, mengaku sebagai bujangan.
Atas dasar itu, tersangka diterima keluarga korban karena tidak menunjukkan gelagat yang mencurigakan. Terlebih Dony juga sering mengurusi orangtua korban yang sedang sakit.
"Keluarga ini percaya saat korban saat mau di bawa ke Rembang, padahal sebenarnya dibawa ke Semarang," pungkasnya. (Ayu)