Pelajaran Berharga Film Dokumenter Pekerja Migran Indonesia di Belanda Besutan Laloasa Bhumi

Photo Author
- Jumat, 28 Januari 2022 | 17:47 WIB
Endang Nurcahyani (dok youtube)
Endang Nurcahyani (dok youtube)

EINDHOVEN, KRJOGJA.com - Sebuah film memang bisa bercerita tentang banyak hal, sisi-sisi humanisme terkadang menyentuh sanubari tanpa kita sadari. Begitu pula film dokumenter besutan Laloasa Bhumi berupa liputan khusus tentang kisah nyata perjuangan seorang pekerja migran. Disajikan oleh Laloasa Bhumi, sebuah rumah produksi audio visual independen berbasis di Eindhoven dan Yogyakarta, yang fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan dan budaya. Film dokumenter ini dapat disaksikan via kanal YouTube Laloasa Bhumi.

Gelimang pendapatan besar jika bekerja di luar negeri yang ditawarkan oleh beberapa agen penyalur tenaga kerja seringkali membuat para pencari kerja di Indonesia terlena, sehingga mereka bergegas menerima tawaran tersebut dengan berbagai syarat yang seringkali tidak masuk akal. Itu pun dibarengi dengan sulitnya para calon tenaga kerja untuk mendapatkan informasi yang benar.

Dampaknya, banyak kasus yang membuat para calon tenaga kerja terabaikan, terlunta-lunta tanpa kejelasan kapan saatnya untuk diberangkatkan, hingga kasus penipuan yang melibatkan agen penyalur tenaga kerja fiktif. Fenomena ini masih sering kita jumpai hingga kini dan telah memakan korban para pencari tenaga kerja yang berasal dari pelosok-pelosok desa di mana nota bene mereka tidak bisa mendapatkan informasi yang absah. Sehingga setelah mereka menyetorkan sejumlah uang sebagai salah satu syarat pemberangkatan, agensi tersebut lenyap begitu saja dan berujung pada pelaporan-pelaporan pada pihak yang berwajib oleh para korban yang merasa dirugikan," papar Intan Zari, videographer Eropa yang ikut andil dalam film dokumenter ini.

Menurut Intan, dalam siaran pers yang dikirim ke KRJogja.com, film dokumenter berdurasi 38 menit ini berisikan penuturan seorang pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di Belanda. Endang Nurcahyani, usia 41 tahun, berasal dari Magetan, Jawa Timur telah bekerja selama 6 tahun. Meninggalkan suami dan kedua putra serta keluarga besarnya.

Diawali dengan sebuah kasus penipuan yang menimpa dirinya, dan sekitar seratus orang korban oleh sebuah agen penyalur tenaga kerja ke luar negeri yang ternyata fiktif. Alih-alih ditunjuk sebagai pengumpul sekaligus calon tenaga kerja, Endang ditinggal sendirian.

Setelah uang sejumlah sekitar Rp 1,7 miliar yang terkumpul dari para calon tenaga kerja dibawa lari oleh agensi tersebut. Pada akhirnya Endang menjadi bulan-bulanan sasaran hujatan, makian dan teror dari para calon tenaga kerja yang merasa tertipu sehingga ia memutuskan untuk menerima tawaran lain untuk bekerja di luar negeri dengan maksud mengumpulkan uang dan mengganti sebagian biaya yang sebetulnya bukan tanggung jawabnya.

Film dokumenter yang disusun di akhir tahun 2021 ini banyak mendapat apresiasi dari masyarakat dalam negeri maupun masyarakat Indonesia yang tinggal di Eropa khususnya Belanda bahkan dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Denhaag.

"Tujuan pembuatan film dokumenter ini adalah memberikan pesan moral pada masyarakat umum, khususnya para calon

tenaga kerja Indonesia yang hendak bekerja di luar negeri agar lebih teliti, waspada dan tidak mudah percaya terhadap praktek-praktek penipuan yang masih marak hingga kini," tutup Intan yang juga dibantu Basiyo seorang editor dan videographer Indonesia. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB
X