Teknologi Pertanian Cerdas Iklim Hasilkan Panen Memuaskan

Photo Author
- Kamis, 28 September 2023 | 17:35 WIB
 Farmer Field Day (FFD) Panen Padi Demplot CSA Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di desa Kembangan, Kecamatan Bukateja, Rabu siang (27/09/2023). (Istimewa)
Farmer Field Day (FFD) Panen Padi Demplot CSA Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di desa Kembangan, Kecamatan Bukateja, Rabu siang (27/09/2023). (Istimewa)

Krjogja.com - PURBALINGGA - Kemarau dan dampak El Nino juga melanda Purbalingga, tetapi petani di desa Kembangan, Kecamatan Bukateja masih bisa melakukan panen padi bersama dengan hasil memuaskan. Keberhasilan itu diklaim berkat teknologi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) dari Kementerian Pertanian RI.


"Pertanian cerdas iklim ini terbukti mampu membantu para petani untuk mempertahankan produksi padinya," tutur Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) pada kegiatan Farmer Field Day (FFD) Panen Padi Demplot CSA Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di desa Kembangan, Kecamatan Bukateja, Rabu siang (27/09/2023).

Baca Juga: Armada ke 8 Pelita Air Siap Melayani Penumpang

Melalui demplot padi CSA SIMURP itu, lanjut Tiwi, petani di Kembangan dan para penyuluh bisa melakukan transfer knowledge pada gapoktan dan kelompok petani desa lain. Sehingga petani di Purbalingga memahami manfaat dari program CSA yang semuanya serba efisien.


Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Purbalingga, Mukodam menjelaskan banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh petani dari pemanfaatan CSA. Termasuk kontribusi petani dalam menurunkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. “Selain menghemat penggunaan air pada lahan persawahan, teknologi ini juga bisa menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 54,7 persen,” ujarnya.

Baca Juga: Berdayakan UMKM Unggulan, BRI Dorong Perluasan Pasar Produk Desa BRILiaN

Mukodam menambahkan, pemanfaatan teknologi CSA SIMURP berhasil meningkatkan produksi rata-rata hingga 26 persen. Biasanya produksi rata-rata perhektare lahan persawahan menghasilkan 6.48 ton, dengan CSA SIMURP ini produksi rata-ratanya mencapai 8.17 ton/hektare. Lokasi demplot CSA SIMURP di Purbalingga berada di Kecamatan Bukateja dan Kemangkon. Luasan total 196 hektare dengan jumlah anggota 1.660 petani yang tergabung dalam 100 kelompok tani.


Perwakilan dari Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan RI Hasan Latukonsina menuturkan, produktivitas pertanian di Indonesia akan terancam bila pemerintah tidak segera mengambil langkah antisipasi kemarau panjang dan El Nino. Melalui program CSA SIMURP itu, pihaknya berhadap produksi dan produktivitas petani khususnya di Purbalingga bisa teratasi. “Purbalingga menjadi salah satu kabupaten di Jateng yang terpilih untuk lokasi demplot CSA SIMURP. Semoga program ini bisa dikembangkan dan memberikan kemanfaatan bagi petani Purbalingga,” ujarnya.

Baca Juga: PSS Fans Penuhi Lapangan Latihan di Pakem, Kirim Dukungan Jelang Lawan Arema
Gerakan pengamanan dampak El Nino melalui Program SIMURP tersebar 10 provinsi dengan anggaran yang digelontorkan sebesar Rp 79 miliar. 75 persen dari alokasi anggaran masuk di wilayah Provinsi Jateng. (Rus)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB
X