Krjogja.com - Jakarta - Bank Mandiri terus menunjukkan komitmen perseroan terhadap penurunan emisi serta mendorong ekonomi rendah dalam berbagai tindakan nyata. Baru-baru ini, Bank Mandiri pun menjadi pionir di Bursa Karbon Indonesia dengan membeli 3.000 ton karbon pada perdagangan perdana, Selasa (26/9/2023).
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar mengungkapkan bahwa pembelian kredit karbon merupakan dukungan terhadap perdagangan karbon Indonesia serta upaya Bank Mandiri menurukan emisi karbon.
"Keberadaan bursa karbon penting bagi Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), demi tercapainya Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat,” ungkapnya dalam siaran pers, Senin (2/10/2023).
"Bank Mandiri terlibat langsung dalam proses persiapan peluncuran Bursa Karbon Indonesia dan aktif bediskusi dengan regulator dan pelaku pasar, serta menjadi satu-satunya pembicara dalam bidang perbankan dalam Seminar Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," jelas Alexandra.
Dirinya mengatakan, Bank Mandiri tengah menanti terbitnya peraturan teknis yang mengatur peran lembaga keuangan dan perbankan dalam perdagangan karbon. Peraturan teknis tersebut merupakan turunan dari Peraturan OJK (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon.
“Kami dengan aktif melakukan koordinasi bersama OJK untuk mempersiapkan keikutsertaan Bank Mandiri dalam pasar karbon,” kata Alexandra.
"Harapan kami, Bank Mandiri dapat berperan sebagai katalisator bagi sektor riil dan bertindak nyata dalam pengurangan emisi operasional," imbuhnya. (*)