Embung Dungdo Rusak, Petani Kelimpungan Berburu Air

Photo Author
- Kamis, 5 Oktober 2023 | 12:00 WIB
Embung Dungdo Rusak, Petani Kelimpungan Berburu Air
Embung Dungdo Rusak, Petani Kelimpungan Berburu Air

KRjogja.com, KARANGANYAR - Kelompok petani di Kelurahan Jantiharjo, Karanganyar memutar otak supaya sawah-sawahnya tetap disuplai air dari irigasi teknis. Waduk Dungdo yang semula diandalkan memenuhi kebutuhan itu, kini terkendala masalah kompleks mulai bangunan hancur sampai kebocoran hingga 50 persen pada saluran bawah embung. 

Di kelurahan ini, tercatat 225 hektare sawah aktif menanam padi. Tampungan tadah hujan dan aliran irigasi hulu di Embung Dungdo, tak bisa lagi diandalkan saat musim kemarau. 
 
Ketua Gabungan Petani Pemakai Air (GP3A) Jantiharjo, Paimin mengatakan embung Dungdo kini hanya dimanfaatkan transit air dari hulu sebelum dialirkan ke sawah warga. Biasanya, masa transit air tak sampai sepekan. Saat embung kering, petani terpaksa membeli air dari hulu dengan harga fantastis. 
 
"Pekan ini saja saya keluar uang Rp10 juta. Padahal sudah pekan keempat membeli dari hulu di selatan yakni Tawangmangu dan utara di Sukuh. Petani di sini menangis. Banyak modal habis gara-gara mencari air. Pompa air sehari habis 60 liter BBM," kata pemilik 3 hektare sawah ini, Kamis (5/10). 
 
Paimin mengaku selama 10 tahun menjadi pengurus GP3K, masalah irigasi teknis selalu muncul. Ia meminta pemerintah memperbaiki kerusakan embung. Kondisi sekarang, sebagian talud bangunan hancur. Lalu terjadi kebocoran saluran bawah embung sepanjang 1,2 kilometer. 
 
"Kebocoran membuat air yang sampai ke sawah hanya 50 persen. Sebagian hilang karena saluran bocor," katanya. 
 
Sebenarnya Embung Dungdo pernah diperbaiki Pemprov Jawa Tengah dengan anggaran Rp1,25 miliar. Bahkan Gubernur Ganjar Pranowo sempat meninjau lokasi pada 2018 lalu. Sedianya, perbaikan itu mampu memaksimalkan tampungan 300 meterkubik air. Ia menilai perbaikan embung kurang bagus, buktinya talud ambrol. Hingga sekarang kerusakan talud dan kebocoran seakan dibiarkan.
 
"Kami pernah menanyakan ke DPU, katanya saya salah alamat. Harusnya minta ke Balai Sungai Kemen PU. Setelah saya ke sana, dipingpong lagi. Malah katanya itu tanggung jawab PU Pemprov Jateng. Lalu harus mengadu ke siapa?" katanya. 
 
Untuk diketahui, di Karanganyar terdapat dua waduk yang mengering yaitu Waduk Delingan dan Waduk Lalung. Sedangkan empat embung yaitu Embung Alastuo dan Embung Plalar (Kebakkramat), Embung Dungdo (Matesih), serta Embung Jongke (Karanganyar kota).
 
Sekretaris DPU PR Karanganyar Margono menjelaskan mengeringnya waduk dan embung selalu terjadi pada musim kemarau. Sehingga, para petani sudah paham harus berbuat apa saat kemarau.
 
Selain dari sumur bor, Widodo menerangkan, petani bisa memanfaatkan enam sungai untuk mengairi sawah. Keenam sungai tersebut yaitu Sungai Walikan, Sungai Jelantah, dan Sungai Ranjing.
 
Ada juga Sungai Samin, Sungai Dumpul, dan Sungai Jlanprang. "Air di sungai-sungai ini masih ada. Petani bisa memanfaatkannya untuk mengairi lahan pertanian," ujar dia. (Lim)
 
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB
X