Hari Kesehatan Mental Sedunia, Berkesadaran untuk Menjaga Kesehatan Mental

Photo Author
- Minggu, 8 Oktober 2023 | 17:40 WIB
ilustrasi kesehatan mental )(Foto: Pixabay/Total Shape))
ilustrasi kesehatan mental )(Foto: Pixabay/Total Shape))


KESADARAN untuk menjaga kesehatan mental layak menjadi perhatian kita bersama. Berdasarkan kasus kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini yang semakin tidak berprikemanusiaan cukup menjadi bahan refleksi agar kita semua lebih mampu mendidik diri sendiri dan orang lain.

Peningkatan kesadaran (awareness) terhadap kesehatan mental artinya lebih memahami faktor-faktor apa saja yang dapat membahayakan kesehatan mental (risk factor) dan faktor-faktor apa saja yang dapat melindungi kesehatan mental (protective factor).

Selaras dengan tema Hari Kesehatan Mental Sedunia Tahun 2023, mengutip dari laman resmi World Federation of Mental Health (WFMH), bahwa tema Hari Kesehatan Mental Sedunia Tahun 2023 ini adalah 'Mental Health is a Universal Human Right' atau Kesehatan Mental adalah Hak Asasi Manusia Universal. Hari Kesehatan Mental Sedunia setiap tahun kita peringati pada tanggal 10 Oktober.

World Health Organization (WHO, 2001), menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. Terdapat 4 kriteria utama seseorang dapat dinyatakan sehat jiwa, yaitu mengenali potensi diri, mampu mengatasi stres sehari-hari, produktif dan bermanfaat untuk orang lain (WHO 2020).

Fx Wahyu Widiantoro MA (istimewa)

Realita di era digital yang terjadi akhir-akhir ini dan cukup memprihatinkan antara lain yaitu maraknya cyberbullying atau perundungan secara online yang dapat mengakibatkan korban hingga mengalami depresi. Adiksi internet berupa kecanduan media sosial hingga munculnya kecemasan karena persepsi yang salah dari dunia maya, cenderung dialami oleh remaja yang dikenal denga istilah Fear Of Missing Out (FOMO). Flexing atau memamerkan harta kekayaan melalui media sosial. Beragam pemahaman yang keliru pada konsep healing atau self love sehingga cenderung mengarah pada ketidakmampuan menanggulangi stres (coping).

American Psychological Association (APA), menjelaskan bahwa Kesehatan mental merupakan keadaan pikiran yang ditandai dengan kesejahteraan emosional, penyesuaian perilaku yang baik, kebebasan relatif dari kecemasan dan gejala-gejala yang melumpuhkan, dan kemampuan untuk membangun hubungan yang konstruktif dan mengatasi tuntutan dan tekanan hidup sehari-hari.

Masih terdapat kesenjangan antara harapan agar setiap individu memahami serta berkesadaran menjaga kesehatan mental dan realita bahwa masih banyak yang abai. Perlu literasi bagi masyarakat tentang kesehatan mental, seperti pengelolaan stres maupun berbagai jenis gangguan jiwa dan cara penanganannya. Individu yang tidak mampu mengelola stres dengan tepat akan berdampak buruk pada perilaku, kesehatan fisik maupun psikologisnya. Gangguan psikologis yang cenderung dialami berupa depresi, cemas, membahayakan diri sendiri, perasaan kesepian hingga munculnya perasaan dan pemikiran untuk bunuh diri.

Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023 hendaknya menjadi kesempatan bagi kita untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan memotivasi tindakan guna melindungi kesehatan mental setiap individu sebagai hak asasi manusia universal. Kita semua mempunyai hak untuk hidup mandiri, terbebas dari diskriminasi, memperoleh pendidikan dan layanan kesehatan mental yang baik.

Kondisi kesehatan mental yang baik tidak sekedar dari tidak diketemukannya hasil diagnosis masalah gangguan mental, melainkan berhubungan dengan kesejahteraan (well-being). Pencapaian kesejahteraan psikologis ditunjukkan dengan keberfungsian secara optimal diri individu yang mencakup baik fisik, sosio - emosional, spiritual, kognitif, dan perilaku.

Upaya yang harus terus digiatkan yaitu memiliki komitmen berkesadaran untuk menjaga kesehatan mental, menjalani berbagai pola dan dinamika kehidupan baik yang menyenangkan maupun yang menekan, mampu mempersepsikan bahwa persoalan yang dihadapi dalam hidup merupakan tantangan yang diperlukan untuk dapat tumbuh dan berkembang sehingga membantu kita untuk tidak mudah menyerah dan menjadi lebih mampu beradaptasi serta mengatasi situasi yang sulit dalam hidup. (Fx Wahyu Widiantoro MA, Staf Pengajar Psikologi UP45) Yogyakarta)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB
X