Krjogja.com - SLEMAN - Sebanyak 18 Desa Preneur memasarkan produk binaan Sibakul di Pekan Inovasi Sosial di Jogja City Mall, Sabtu (14/10/2023).
Desa Preneur merupakan desa yang mampu menumbuh kembangkan kewirausahaan melalui unit-unit usaha yang diupayakan oleh keguyuban warga desa secara terpadu dan berkelanjutan dalam rangka menumbuhkan perekonomian pedesaaan.
Hal itu tertuang dalam event Pekan Inovasial. Sebanyak 18 desa tersebut ialah Sendang Sari, Sambirejo, Tamanmartani,Kemiri, Tepus, Tanjungharjo, Kepek, Sidoarum, Sriharjo, Gripeni, Guwosari, Girisuko, Hargomulyo, Bunder, Girikerto, Pleret, Semanu, dan Sendangmulyo.
Baca Juga: Uji Materi Usia Capres - Cawapres MK Dinilai Lebih Kuat Unsur Politiknya
Kepala Bidang Layanan Kewirausahaan KUKM Dinas Koperasi dan UKM DIY, Wisnu Hermawan menuturkan jika salah satu keberhasilan pembangunan Desa Preneur adalah selain tumbuh kembangnya enterpreneurspirit yang kuat dan berkelanjutan.
"Event ini turut guna mempromosikan produk desa preneur yang sudah pada tahap pengembangan atau maju. Sehingga kami memberikan ruang promosi dari desa-desa binaan Dinas Koperasi,"tuturnya disela-sela pameran Pekan Inovasi Sosial.
Wisnu menambahkan jika skema promosi tidak hanya mall. Namun arahnya ialah Desa Preneur naik kelas dan bisa dipromosikan, tidak hanya di desa saja, tapi juga di pusat perbelanjaan seperti mall.
Produk desa preneur sangat banyak, namun tidak semua ditampilkan juga. Karena dari 18 ini hasil dari 85 desa preneur yang terpilih dan masuk dalam kurasi produk yang layak dipamerkan. Dalam kurasi pun tergolong ketat.
"Kurasinya itu kategori yang mereka udah dapat binaan lebih dari 2 tahun. Kemudian produknya sudah punya sertifikat legalitas, kemudian ada expired dan dari tesnya juga kita telah coba," tutur Wisnu.
Baca Juga: Aishah Gray, dari Presenter Jadi Caleg Dapil DIY
Desa preneur diharapkan bisa memahami berbinis konvensional karena berbisnis di desa akan berbeda di pusat perbelanjaan. Etika itu dilakukan karena segmen pasar juga berbeda.
Wisnu pun memiliki harapan supaya dalam acara tersebut para peserta Desa Preneur mendapatkan omzet yang tinggi. Harapannya, transaksi harian minimal per hari 5 juta masing-masing desa.
Jika produk laris dan isi terus kemudian jadi mereka belajar supply chain ketika produknya habis. Apalagi mereka dilengkapi pembayaran dengan layanan Qris.
"Saat ini memang sudah pasca covid. Jadi skema kami melakukan promosi secara konvensional. Secara offline juga kita gencarkan lagi dan kalau bicara transformasi digital sudah melalui si bakul melalui banyak mekanisme yang ada dan melalui jendela SiBakul akan diintensifkan baik," tandas Wisnu.
Baca Juga: PSIM Menang Lawan Nusantara United, Kas Hartadi Ucap Terimakasih Kepada Pemain
Salah satu peserta Sibakul Desa Preneur ialah Yopi Kopi. Pemilikny, Iswanto sangat antusias dengan konsep Desa Preneur. Mewakili Desa Tamanmartani Kalasan, pihaknya memamerkan serta menjual produk kopi.
Ia membawa kopi jenis robusta dan arabica. Untuk daerahnya kami dari Merapi, Candiroto Temanggung, dan Pagar Alam Sumatera, Toraja, dan Aceh.
"Kami tidak hanya mempromosikan kopi saja, akan tetapi juga menyediakan bahan baku untuk cafe,hotel, dan maklon," papar Iswanto.
Adapun stand Healthy Herbal Drink dari Desa Girisuko Kepanewon Panggang Gunungkidul. Ini kali ini saya bawa produk herbal ini saya bikin minuman herbal yang bahan dasarnya empon empon ada jahe ada temulawak sama kunir kuning.
Untuk harga sendiri kisaran yang ini yang kecil Rp 13.000 berat bersihnya 100 gr kemudian yang besar Rp 25.000 dengan berat 200 gr. Ia menuturkan jika melalui SiBakul usahanya terbantu.
"Ya terbantu sekali ya enggak juga. Bisa gratis ongkir juga. Untuk omzet dalam satu bulan saya bisa produksi sekitar 10 sampai 15 kg bahan," papar Wahyu. (*-3)
