Krjogja.com Bantul - Pemerintah Kabupaten Bantul menyelenggarakan siraman pusaka Tombak Agnya Murni dan 5 tombak penderek serta tombak yang ada di masing- masing kapanewon SE Kabupaten Bantul, Selasa (16/7) di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Trirenggo.
Menurut Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih, tombak Agnya Murni merupakan pemberian Sultan Hamengku Buwono X saat peringatan hari jadi Kabupaten Bantul ke-169 pada 20 Juli 2000.
Pusaka berbentuk tombak ini memiliki pesan sosial agar nilai-nilai kehidupan yang berperadaban harus ditegakkan sebagai pilar membangun pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Hal ini diambil dari kata Agnya yang bermakna parentah atau pemerintahan, serta Murni yang berarti murni bersih akuntabel.
Baca Juga: Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di samping Sepeda Motor di Klumprit
Upacara jamasan pusaka yang dilakukan setiap bulan Suro ini secara lahiriah bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di pusaka. Sedangkan jika dilihat dari batiniyah, jamasan bisa dijadikan pengingat untuk senantiasa membersihkan diri dari hal yang tidak baik. Juga menuju pemerintahan yang bersih dan akuntabel.
"Secara batiniyah kita diwajibkan membersihkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Harus instropeksi. Tahun lalu, yang belum baik diperbaiki. Sedangkan yang sudah baik harus ditingkatkan,” ungkapnya
Tradisi jamasan ini juga menjadi salah satu upaya pelestarian budaya dan menjadi motivasi generasi masa kini untuk meneruskan nilai-nilai leluhur. Sehingga hal-hal baik bisa dilestarikan dan bersemangat untuk berinovasi dan berkreasi agar bisa mewariskan nilai-nilai sosial yang baik kepada generasi selanjutnya.
Baca Juga: Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di samping Sepeda Motor di Klumprit
“Harapannya ini juga agar terciptnya kemakmuran dan kejayaan bagi Kraton Ngayogyakarta Hadidingrat dan Kabupaten Bantul,” pungkas Bupati Bantul. ( Jdm )