Krjogja.com - SLEMAN - Siswa dan guru dari SLB Bhakti Pertiwi ikut memeriahkan serangkaian acara Jogja Inclusive Art Festival yang berlangsung di kawasan Candi Banyunibo Bokoharjo Prambanan Sleman, Sabtu (30/11/2024).
Ada 30 penari yang terdiri dari 23 siswa tuli dan tuna grahita ditambah 7 guru. Untuk tampil dalam drama kolosal berjudul "Asmoro Cidro" tersebut, mereka latihan selama dua bulan selama sepekan sekali di jam ekstra.
Ester Risnawati selaku pelatih tari mengaku baru pertama kali melatih tari anak-anak berkebutuhan khusus. Apalagi sebagian besar dari mereka adalah difabel tuli, yang otomatis ada hambatan di pendengaran dan bicara.
Baca Juga: Siwa Tewas Ditembak : Komnas HAM, Kompolnas Dan KPAI ke Polda Jateng, Komitmen Tegakkan Keadilan
Namun hal itu justru jadi tantangan tersendiri baginya. "Ada tantangannya pasti. Untuk komunikasi biasanya saya tepuk bahu atau lengannya," katanya.
Namun, mereka yang ambil bagian dalam kolosal ini sebelumnya pernah tampil juga. Hanya saja durasinya pendek. Sedangkan kali ini berdurasi 20 menit. Mengenai judul tarian yang dibawakan, disesuaikan dengan ikon Prambanan, yakni Roro Jonggrang.
Kepala SLB Bhakti Pertiwi Sudarmi mengatakan, penari yang terlibat dalam kegiatan tersebut menang memiliki bakat menari. Sebelumnya, mereka juga pernah terlibat dalam pentas. Hanya saja masih pertunjukan pendek. Sedangkan yang durasi panjang baru sekali ini.
"Di tempat kami total ada 72 siswa. Mereka memiliki keterampilannya masing-masing. Seperti menari, membatik hingga pantomim," ungkapnya. (Awh)