Kongres Keluarga Maslahat NU Dorong Peran Keluarga, Gus Yahya: Persolatan Harus Jadi Prioritas

Photo Author
- Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB

JAKARTA (KRjogja.com) – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa gerakan persolatan harus segera dibangun dan dikembangkan secara mandiri tanpa perlu menunggu kerja sama dengan pihak lain.

Pernyataan ini disampaikan dalam Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Menurut Gus Yahya, gerakan ini berkaitan erat dengan kemaslahatan NU dan harus segera dirancang serta dieksekusi tanpa hambatan birokrasi. Ia juga menekankan pentingnya peran para kiai dalam mendukung kelancaran program tersebut.

Pembinaan persolatan ini akan dimulai dengan pemahaman dasar tentang bersuci atau thoharoh sebelum salat.

Dalam forum yang dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dan pengurus NU dari seluruh Indonesia ini, Gus Yahya juga menyampaikan harapannya agar GKMNU dapat menjadi benteng sosial dalam menghadapi perkembangan teknologi digital dan komunikasi yang semakin pesat.

Menurutnya, transformasi digital yang terjadi saat ini tidak boleh menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam pergaulan sosial.

Selain membahas gerakan persolatan, Kongres Keluarga Maslahat NU juga menjadi momentum konsolidasi berbagai program yang telah dijalankan NU untuk membangun keluarga yang maslahat dan tangguh.

Kongres ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Lahir NU ke-102 dan terbagi dalam dua kegiatan utama, yakni Kongres Keluarga Maslahat NU yang berlangsung pada 31 Januari – 1 Februari 2025 di Hotel Bidakara, Jakarta, serta Festival Keluarga Indonesia yang digelar pada 1-2 Februari 2025 di Mall Kota Kasablanka, Jakarta.

Pengarah Kongres Keluarga Maslahat NU, Alissa Wahid, menjelaskan bahwa kongres ini merupakan bentuk khidmah NU dalam melayani keluarga Indonesia. Ia menegaskan bahwa setelah kongres ini, Festival Keluarga Indonesia akan menjadi wadah edukasi yang terbuka bagi masyarakat muslim maupun non-muslim, terutama di wilayah perkotaan.

Lebih lanjut, Alissa menyebutkan bahwa NU melalui GKMNU telah menjangkau lebih dari 1,5 juta keluarga Indonesia dengan berbagai program strategis, seperti pencegahan stunting, bimbingan pernikahan bagi calon pengantin, dan edukasi seksual bagi remaja.

Program ini telah melibatkan lebih dari 5.000 calon pengantin yang mendapatkan bimbingan bersama Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan, serta 30.000 remaja dari berbagai sekolah dan pesantren yang terlibat dalam edukasi berbasis nilai-nilai keluarga maslahat.

Pembukaan Kongres Keluarga Maslahat NU dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Pratikno, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga RI Wihaji, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Arifatul Choiri Fauzi, serta Menteri Agama RI Nasarudin Umar.

Selain itu, hadir pula Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komjen Pol Ahmad Dofiri, serta para pejabat dari Kementerian Agama RI yang terlibat dalam berbagai program kemaslahatan keluarga.

Dengan adanya kongres ini, NU berupaya untuk semakin memperkuat peran keluarga sebagai pilar utama bangsa. Melalui berbagai program yang telah disusun, GKMNU diharapkan dapat menjadi solusi nyata bagi keluarga Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun budaya. (Ati)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB
X