Krjogja.com - Bantul - Groundsill atau Dam Srandakan Bantul yang jebol mulai dilakukan perbaikan darurat untuk mengantisipasi erosi sekitar Dam yang jebol meluas dan mengancam keberadaan jembatan Srandakan 2, yang menghubungkan wilayah Bantul dengan Kulonprogo. Perbaikan Dam diawali dengan pemasangan beton tetrapod sekitar Dam, Minggu (2/2).
Tetapi menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Anna Rina Herbranti, kewenangan penanganan berada di bawah Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).
Pemasangan Tetrapod berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi akibat cuaca dan arus sejajar pantai. Dalam kasus ini, akan dipasang di sekitar wilayah bendungan DAM dan talud yang jebol.Pemasangan Tetrapod untuk perbaikan sementara yang butuh waktu sekitar 3 bulan.
Baca Juga: Meksiko Desak Google Tidak Ubah Nama Teluk Meksiko Jadi Teluk Amerika
Sementara ahli madya Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Vicky Ariyanti, dimintai konfirmasi terpisah menuturkan perbaikan DAM Srandakan terbagi dalam dua tahapan.
Vicky memaparkan tindakan darurat ditempuh agar kerusakan tidak semakin melebar. Di satu sisi juga agar aliran debit Sungai Progo tetap terkendali, terlebih jika terjadi kenaikan debit .
Saat ini sejumlah alat dan sarana perbaikan, termasuk tetrapod telah tiba. Setelahnya akan diletakkan di lokasi DAM yang jebol.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanta STM MT memastikan daerah Dam jebol steril dari aktivitas warga. Untuk saat ini pihaknya juga masih menunggu rencana perbaikan. Tepatnya dari Kementrian Pekerjaan Umum melalui BBWSSO.Berdasarkan catatannya, luas kerusakan bendungan sepanjang 160 meter dan lebar 35 meter. Sementara untuk talud jebol sepanjang 25 meter, x 5 meter dan tinggi 10 meter. ( Jdm).