YOGYAK– Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menyelenggarakan Bedah Buku Mind the Gap sebagai puncak acara Book Fair yang berlangsung pada 15–19 September 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-60 UAJY dan digelar di Auditorium Kampus II, Gedung Thomas Aquinas.
Acara ini dihadiri sekitar 250 mahasiswa dari berbagai program studi di UAJY, yang antusias mengikuti jalannya diskusi. Bedah buku menghadirkan penulis, Dr. Pramudianto, PCC, seorang Strategic HR Expert and Coachsultant sekaligus dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika UAJY.
Buku Mind the Gap terinspirasi dari suara pengumuman di stasiun bawah tanah (underground station) di Inggris, yang mengingatkan penumpang untuk mewaspadai celah di antara peron dan kereta. Bagi Pramudianto, frasa sederhana itu menyimpan makna mendalam: manusia perlu menyadari adanya kesenjangan dalam hidup dan organisasi.
Sebagai pengantar, Pramudianto menjelaskan dasar dari konsep Thinking Gap, yang terdiri atas Knowledge Gap, Values Gap, Information Gap, dan Promethean Gap. Keempatnya menjadi fondasi untuk memahami mengapa sering terjadi perbedaan cara berpikir antara individu dengan realitas, antara strategi dengan eksekusi, maupun antara harapan dengan kenyataan.
Baca Juga: Pemerintah dan DPR Sepakat, Gerindra DIY Jaga Danais 2026 Tetap Rp 1 Trilyun
Lebih jauh, buku ini menyoroti perubahan teknologi, pergeseran nilai sosial, transformasi cara berpikir, hingga turbulensi organisasi—semuanya menuntut satu hal penting, yakni kesadaran akan berbagai gap. Isi buku terbagi dalam sejumlah bab seperti Thinking Gap, Mind The Gap, Mind The HR Gap, Bridging The Gap, The Change Gap, The Leadership Gap, The Family Business Gap, Coaching Gap, dan Strategy Gap.
Salah satu bagian yang menarik adalah bab tentang pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Di sini, penulis menggunakan analogi dunia pertanian: menanam, menyiram, dan memberi pertumbuhan. Konsep ini diperkuat dengan tiga modal utama yang dibutuhkan organisasi, yaitu Social Capital, Learning Capital, dan Technology Capital. Menurut Pramudianto, ketiganya menjadi fondasi penting bagi organisasi untuk menjembatani kesenjangan antara strategi dan eksekusi.
Kegiatan dibuka dengan sambutan Kepala Perpustakaan UAJY, Cornelius Hudiananto, S.Kom. “Kegiatan ini kami selenggarakan untuk mendukung proses pembelajaran dan menumbuhkan minat baca, terutama karena banyak buku yang menarik untuk dikaji,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Pramudianto menekankan pentingnya ketangguhan dalam menghadapi kegagalan. “Ketangguhan untuk bangkit kembali sangat diperlukan. Jika tidak mampu bangkit, seseorang akan jatuh. Karena itu, setiap kegagalan harus menjadi pengalaman berharga untuk kembali berdiri,” jelasnya.
“Sementara itu, Book Fair UAJY yang digelar di Kampus I, III, dan IV menghadirkan berbagai penerbit dengan ragam koleksi bacaan. Melalui kegiatan ini, UAJY berkomitmen menumbuhkan budaya literasi di kalangan sivitas akademika, dengan harapan mahasiswa dapat terus mengasah keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif untuk menghadapi tantangan masa depan.”