Krjogja.com - BANTUL - Sanggar Anak Tumbuh bersama ParagonCorp sukses menyelenggarakan kegiatan “Dolan Ndeso: Jelajah Desa, Bermain, dan Berbudaya” di Sanggar Anak Tumbuh, Panjangrejo, Pundong, Bantul, pada 10 November 2025. Program edukasi berbasis budaya tersebut menghadirkan pengalaman belajar langsung bagi anak-anak, guru, orang tua, dan 71 relawan Paragonian.
Kegiatan diikuti 100 siswa PAUD hingga SD se-Kalurahan Panjangrejo, 50 guru dan orang tua, serta 50 panitia lokal warga sanggar. Seluruh peserta diajak belajar dari desa melalui kearifan lokal dan kebersamaan yang menjadi ciri utama kehidupan masyarakat pedesaan.
Pembukaan dilakukan oleh Lurah Panjangrejo Mudiyana dan Bunda PAUD Kalurahan Panjangrejo yang secara simbolis memulai kegiatan dengan membunyikan mainan tradisional “othok-othok”, sebagai simbol kegembiraan permainan rakyat.
Baca Juga: Temanggung Bangkit: CATEC Gelar Pameran 'Adu Roso' Karya Pelukis se-Jawa dan Bali
Ketua Yayasan Sanggar Anak Tumbuh, Fitroh Dwi Nugroho dalam sambutannya menekankan pentingnya menghadirkan pembelajaran yang membumi, menghibur, dan menguatkan hubungan keluarga.
Anak-anak kemudian mengikuti kegiatan utama berupa kunjungan dan praktik membuat gerabah bersama para pengrajin lokal. Mereka juga mewarnai gerabah sebagai bentuk ekspresi seni sebelum berlanjut ke permainan tradisional seperti egrang, bakiak, engklek, serta sesi Read Aloud untuk menumbuhkan minat literasi.
Untuk guru dan orang tua, kegiatan dilengkapi dengan Rembug Pengasuhan Anak di Era Digital sebagai ruang refleksi sekaligus penguatan pemahaman mengenai pola asuh di tengah perkembangan teknologi. Sementara itu, para Paragonian mengikuti kegiatan bersepeda mengelilingi dusun dan area persawahan untuk merasakan kedekatan dengan alam dan kehidupan pedesaan.
Baca Juga: Pasar Ngarsopuro Raih Anugerah Pesona Indonesia 2025, Begini Harapan Wawali Solo
Founder Sanggar Anak Tumbuh, Atina Rizanatul Fahriyah menyatakan bahwa Dolan Ndeso merupakan komitmen menghadirkan ruang belajar yang memanusiakan anak dan menghidupkan budaya. “Melihat anak-anak belajar langsung dari alam, dari para pengrajin, dan dari permainan tradisional membuat saya yakin bahwa pendidikan terbaik lahir dari pengalaman yang dekat dengan kehidupan,” ujarnya. (Dev)