Manfaatkan Teknologi untuk Jawab Persoalan Masyarakat

Photo Author
- Rabu, 26 November 2025 | 17:15 WIB
 mahasiswa yang datang offline bergambar bersama Prof Adiwijaya dan  Dr Ahmad Luthfi   (Fadmi Sustiwi)
mahasiswa yang datang offline bergambar bersama Prof Adiwijaya dan Dr Ahmad Luthfi (Fadmi Sustiwi)


SLEMAN (KRJogja.com) – Kalangan muda ini harus mampu memanfaatkan teknologi untuk menjawab persoalan masyarakat, seperti pengentasan kemiskinan dan pemantauan kesehatan. Misal penggunaan sistem informasi dan dasbor real-time untuk memastikan distribusi bantuan berjalan efektif dan tepat sasaran. Atau pentingnya teknologi pemantauan kepatuhan obat bagi pasien tuberculosis.

Professor Data Science Telkom University dan Rektor Telkom University Periode 2018-2025 Prof Adiwijaya mengemukakan hal tersebut dalam kuliah umum ‘: Intelligent Data and Innovation to Achieve Sustainable Development Goals (SDGs)’ Selasa (25/11). Kuliah hybrid diselenggarakan Magister Informatika Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII.

“Mahasiswa harus menjadi bagian dari solusi. Ilmu yang didapat hari ini harus diterapkan untuk menciptakan masa depan Indonesia yang lebih adil dan berkelanjutan,” tandas Adiwijaya.

 


Karenanya, Rektor Telkom-U mengajak peserta untuk mengoptimalkan analisis data dalam mendukung pengambilan keputusan pemerintah. Khususnya, lanjut Adiwijaya terkait kemiskinan, kesenjangan, dan korupsi. “Inovasi harus berkelanjutan, terukur, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” katanya.

Adiwijaya memaparkan pandangan strategis mengenai peran inovasi teknologi dalam meningkatkan efisiensi operasional, menghadapi tantangan nasional, serta mendorong pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Inovasi disebut merupakan fondasi bagi perusahaan untuk bertahan dalam persaingan global.

Dalam pengantarnya Manajer Akademik Keilmuan Program Studi Informatika Program Magister FTI UII Dr Ahmad Luthfi mengingatkan perkembangan teknologi digital, khususnya di bidang big data, artificial intelligence (AI), machine learning, dan data-driven innovation, telah membuka peluang signifikan dalam mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Data menunjukkan bahwa lebih dari 60% negara di dunia telah mengintegrasikan analitik data dalam perumusan kebijakan (UN-DESA, 2023). Sementara pemanfaatan AI di sektor kesehatan mampu meningkatkan efisiensi deteksi penyakit hingga 30–40% (WHO, 2024).

“Di sisi lain, teknologi monitoring berbasis IoT dan data prediktif membantu negara-negara menurunkan emisi karbon rata-rata 15–20% (IEA, 2024). Fakta ini menegaskan bahwa intelligent data bukan sekadar alat, tetapi juga katalis inovasi untuk pembangunan berkelanjutan,” jelas Luthfi.
Disebutkan Luthfi, dengan semua ini mahasiswa memperoleh peningkatan kapasitas analitik dan penguasaan pendekatan data-driven decision making melalui pemahaman big data dan AI untuk proyek keberlanjutan. Kesempatan riset juga semakin luas pada bidang e-government, e-health, climate tech, dan smart city, sekaligus memperkuat daya saing karier di tengah transformasi digital yang berfokus pada SDGs.


“Selain itu, mahasiswa mendapatkan pengalaman menghadapi tantangan nyata. Sehingga mampu merancang solusi berbasis data yang bernilai social. Serta memperluas jejaring akademik maupun profesional dengan para pemangku kepentingan terkait SDGs,” katanya. (Fsy)

KR

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB
X